Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Minta AS Tak Pacu Perang Dingin

China memperingatkan AS untuk berhenti memicu memburuknya hubungan bilateral kedua negara yang berpeluang menciptakan perang dingin.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi /Istimewa
Menteri Luar Negeri China Wang Yi /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — China meminta Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengintervensi negaranya yang berpotensi membuat hubungan bilateral kedua negara ke perang dingin.

Adapun, Pemerintah China menilai AS berupaya mengubah negaranya dengan segala bentuk intervensi.

“China tidak berniat mengubah AS atau menggantikan posisi AS. Begitu pula AS jangan berpikir untuk bisa mengubah China,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dikutip Bloomberg, Senin (25/5/2020).

Dia pun mengkritik AS atas upayanya yang berusaha memperlambat negosiasi nuklir dengan Korea Utara dan meminta Negara Paman Sam ini tidak melanggar batas kewenangan Beijing terhadap persoalan Taiwan.

Hubungan AS dengan China terus memburuk beberapa bulan belakangan ketika AS menjadi negara paling tertekan akibat pandemi Covid-19 , sebuah virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Dua negara besar ini juga bersitegang atas sejumlah persoalan mulai dari hak asasi manusia, perdagangan. Yang terbaru, Beijing berkomitmen memperketat pengawasannya di Hong Kong  melalui Undang-undang Keamanan Nasional yang memicu reaksi keras dari AS.

“Beberapa tokoh politik AS bermain-main dalam hubungan antara AS dengan China, yang ingin memicu perang dingin. Ini sangat berbahaya dan mencederai perdamaian dunia,” tekannya 

Wang bahkan menegaskan AS tidak lagi ikut campur atas Taiwan, setelah Sekretaris Dalam Negeri Michael Pompeo yang memberikan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Dalam hal ini, Beijing menganggap Taiwan bukan sebuah negara tetapi sebuah provinsi.

“Reunifikasi kedua sisi [China dan Taiwan] adalah hal yang tak terelakkan dalam sejarah dan tidak ada satupun yang bisa menghentikannya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper