Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Sun Cable Ekspor Energi dari Australia ke Singapura

Gejolak ketidakpastian keuangan global yang dipicu oleh pandemi virus corona nampaknya tidak akan menunda proyek miliaran, Sun Cable, untuk memasok listrik dari ladang panel surya terbesar di Australia ke Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 3.800 kilometer.
Proyek ekspor energi terbarukan Sun Cable dari Australia ke Singapura /Twitter
Proyek ekspor energi terbarukan Sun Cable dari Australia ke Singapura /Twitter

Bisnis.com, JAKARTA - Gejolak ketidakpastian keuangan global yang dipicu oleh pandemi virus corona nampaknya tidak akan menunda proyek miliaran, Sun Cable, untuk memasok listrik dari ladang panel surya terbesar di Australia ke Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 3.800 kilometer.

Dilansir melalui Bloomberg, dalam perkembangan terbaru dari proyek yang sudah dicanangkan sejak awal Maret ini, proses survei akan segera dilakukan.

Proyek Sun Cable, yang di dukung oleh miliarder pendiri Atlassian, Mike Cannon-Brookes dan pendiri Fortescue Metals, Andrew Forrest, tersebut telah meneken kontrak dengan Guardian Geomatics yang berbasis di Perth untuk melakukan survei rute untuk kabel tegangan tinggi arus searah (high voltage direct current cable).

Cannon-Brookes aktif memperjuangkan proyek, yang disebutnya sebagai proyek mercusuar, sebagai demonstrasi bagaimana Australia dapat memanfaatkan keunggulan alaminya dalam energi bersih dan mengeleminasi ketergantungannya pada pendapatan ekspor batubara dan gas.

"Survei awal ini merupakan langkah besar menuju proyek yang menarik, bernilai miliaran dolar, yang digambarkan sebagai ekspor 'sinar matahari' ke Asia," kata Guardian Geomatics dalam rilis media, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (25/5/2020).

Sun Cable mengatakan proyek ini dapat memasok seperlima dari kebutuhan listrik Singapura, membantu mengurangi ketergantungan negara-kota pada impor gas alam.

Proyek ini juga memiliki rencana untuk terhubung ke Indonesia.

Cannon-Brookes dan Forrest memimpin penggalan dana modal modal untuk proyek ini pada November lalu. Total biaya modal sekitar US$13,1 miliar, dengan operasi komersial ditargetkan dimulai pada 2027.

Perusahaan ini juga sedang bekerja untuk memasang baterai besar bertenaga 50 megawatt dekat Darwin di Wilayah Utara Australia.

Fasilitas ini awalnya akan menyediakan layanan cadangan untuk jaringan listrik lokal, tetapi pada akhirnya turut membentuk bagian dari sistem penyimpanan yang lebih besar untuk mendukung proyek Link Daya Australia-Asean.

Konstruksi dijadwalkan akan dimulai pada 2021, dengan commissioning ditargetkan pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper