Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Idulfitri saat Pandemi, Jubir Covid-19: Kondisi Tak Akan Sama Lagi

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pandemi Covid-19 merupakan cobaan besar yang harus dihadapi oleh seluruh bangsa Indonesia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah kembali mengimbau masyarakat untuk mengubah paradigma dan kebiasaan sehari-hari di tengah pandemi Covid-19. Terlebih di tengah perayaan Hari Raya Idulfitri 1441 H yang biasanya sarat dengan berbagai kegiatan sosial.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pandemi Covid-19 merupakan cobaan besar yang harus dihadapi oleh seluruh bangsa Indonesia, tidak hanya umat Islam yang merayakan Idulfitri.

Dia mengimbau masyarakat untuk menahan diri melakukan kegiatan yang berpotensi memperluas penyebaran virus tersebut. Menurutnya cara pandang lama tidak bisa lagi digunakan dalam kondisi seperti saat ini.

"Idulfitri biasanya kita melakukan anjangsana ke sanak saudara, mudik, berjabat tangan, mencium tangan yang berpotensi memperluas penyebaran virus. Berat tentunya untuk ditinggalkan, tetapi ini tantangan yang harus dijalani. Tidak bisa kita gunakan cara pikir dan tindakan di masa lalu," katanya di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu (24/5/2020).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Yuri itu menjelaskan cara pikir dan bertindak baru yang harus dipahami masyarakat adalah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menggunakan masker, selektif melakukan kegiatan di luar rumah, dan mengindari kerumunan dan kontak fisik.

"Menjaga jangan sampai terinfeksi, lakukan upaya-upaya normal baru untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Lakukan PHBS, gunakan masker, tidak berdesak-desakan, berkumpul di suatu tempat tanpa ada tujuan produktif," tuturnya.

Yuri menambahkan potensi penularan Covid-19 makin tinggi lantaran kehadiran orang tanpa gejala (OTG) yang beraktivitas normal layaknya orang sehat. Mereka berpotensi membahayakan orang-orang di sekitarnya yang berisiko tinggi, seperti lansia atau orang dengan penyakit bawaan (komorbid).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper