Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Corona Brasil Lewati Jerman, Presiden Bawa Negara ke Jurang

Ketika negara-negara lain mulai mengendorkan karantina wilayah, di Brasil kondisi terbalik, ditandai dengan lonjakan kasus positif Covid-19.
Warga Sao Paulo, Brasil, mengenakan masker di keramaian untuk mengurangi risiko penularan virus corona Covid-19 pada 19 Maret 2020./Bloomberg/Rodrigo Capote
Warga Sao Paulo, Brasil, mengenakan masker di keramaian untuk mengurangi risiko penularan virus corona Covid-19 pada 19 Maret 2020./Bloomberg/Rodrigo Capote

Bisnis.com, BRASILIA – Di tengah kondisi sejumlah negara mulai membuka karantina wilayah lantaran pandemi corona jenis Covid-19 mereda, di Brasil justru terjadi sebaliknya. Presiden Jair Bolsonaro pun disebut membawa Brasil menuju jurang.

Perkembangan pada Rabu (13/5/2020) siang WIB, kasus positif Covid-19 di negara Amerika Selatan itu justru melonjak dan melewati Jerman, khususnya saat Presiden Jair Bolsonaro berencana membuka pusat kebugaran dan salon kecantikan.

Langkah tersebut ditentang beberapa pimpinan negara bagian mengingat Brasil merupakan salah satu pusat penyebaran Covid-19 dunia.

Sejak kasus pertama Covid-19 ditemukan pada akhir Februari, Pemerintah Brasil mencatat 177.589 orang tertular penyakit akibat virus mengerikan itu. Jumlah pasien di Brasil melewati Jerman, 170.508 jiwa, dan hampir mendekati angka pasien positif dan yang kemungkinan positif di Prancis sebanyak 178.225 jiwa.

Eropa mulai mencabut aturan karantina wilayah karena jumlah korban jiwa mulai turun, tetapi penyakit masih mewabah di Brasil. Akan tetapi, Bolsonaro malahan mengambil risiko bertambahnya korban jiwa dengan memberi kelonggaran aturan jaga jarak serta mengkritik kebijakan isolasi negara bagian.

Brasil sempat mengalami satu hari paling mematikan saat mencatat 881 kematian akibat Covid-19 dalam waktu 14 jam.

Bolsonaro pekan ini memperpanjang konflik dengan gubernur-gubernur negara bagian dengan mengeluarkan surat keputusan yang menyebut sejumlah usaha di antaranya pusat kebugaran dan salon kecantikan sebagai "layanan esensial". Aturan itu membuat tempat tersebut dikecualikan dari aturan karantina.

Presiden dengan pandangan politik sayap kanan itu mengatakan keterpurukan ekonomi akibat tutupnya sektor usaha lebih buruk daripada penyakit.

"Gubernur yang tidak sepakat dengan surat keputusan ini dapat mengajukan gugatan di pengadilan," kata Bolsonaro lewat akun media sosialnya.

Dia kemudian mengancam akan menggunakan jalur hukum melawan pimpinan negara bagian yang tidak mematuhi aturan yang dibuatnya. Setidaknya ada 10 gubernur yang mengatakan mereka tidak akan mengikuti instruksi presiden itu.

"Bolsonaro berjalan menuju jurang dan ingin membawa kita semua bersamanya," kata Gubernur Rio de Janeiro, Wilson Witzel, lewat unggahan di Twitter.

Popularitas Bolsonaro menurun sejak Brasil mengalami krisis kesehatan akibat Covid-19, demikian hasil sejumlah survei. Sikap tidak setuju terhadap keputusan presiden meningkat dari 47 persen pada Januari sampai lebih dari 55 persen dalam sebuah survei yang dirilis, Selasa (12/5/2020).

Mahkamah Agung Brasil belum lama ini juga mengizinkan aparat menyelidiki Bolsonaro terkait tuduhan ia mengatur investigasi kepolisian. Penyelidikan itu turut mengurangi dukungan publik untuk Bolsonaro, membuat perhatian masyarakat ke penanggulangan pandemi teralihkan, serta mengguncang pasar.

Bolsonaro menang pemilihan presiden pada 2018. Dia berjanji membersihkan hambatan dalam politik dan mereformasi perekonomian demi meningkatkan pertumbuhan setelah resesi. Namun, rencana itu pun terhambat oleh pandemi.

Sejumlah narasumber mengatakan pemerintah kemungkinan memangkas sejumlah target ekonomi pada 2020, salah satunya penurunan nilai produk domestik bruto sampai lebih dari empat persen. Sebelumnya, pemerintah memprediksi nilai PDB Brasil akan stabil.

Sejauh ini, jumlah pasien positif Covid-19 di Brasil telah melampaui Jerman dan Prancis, meskipun tingkat pemeriksaan di negara Amerika Latin itu jauh tertingal dibandingkan dengan dua negara Eropa tersebut.

Brasil per Senin (11/5/2020) telah memeriksa hampir 338.000 sampel Covid-19 di beberapa laboratorium resmi dalam waktu 3 bulan, kata Kementerian Kesehatan. 145.000 sampel lainnya masih dianalisis oleh petugas laboratorium.

Sementara itu, laboratorium di Jerman telah memeriksa lebih dari 330.000 sampel hanya untuk pekan lalu. Laboratorium di Jerman memiliki kapasitas tes sampai kurang lebih 838.000 sampel per pekan. Prancis juga berinvestasi meningkatkan kapasitas tes sampai 700.000 sampel per minggu.

Kementerian Kesehatan Brasil mencatat per Selasa 12.400 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Institut Kesehatan Metrik dan Evaluasi (IHME) University of Washington membuat model yang memprediksi lebih dari 880.000 orang di Brasil akan tewas akibat Covid-19 sampai Agustus 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper