Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diskriminasi kepada Gay Hambat Penanganan Covid-19 di Korsel

Para korban infeksi Covid-19 ketakutan mendatangi fasilitas kesehatan dan melakukan tes karena khawatir mendapat diskriminasi dari pemerintah.
Distrik Itaewon di Seoul, Korea Selatan, pusat kehidupan malam yang dipenuhi nightclubs. Tampak semua pengunjung mengenakan masker untuk mencegah penularan Covid-19./Bloomberg
Distrik Itaewon di Seoul, Korea Selatan, pusat kehidupan malam yang dipenuhi nightclubs. Tampak semua pengunjung mengenakan masker untuk mencegah penularan Covid-19./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan sejauh ini menjadi negara dengan respons cepat dalam mengatasi persebaran Covid-19. Kemampuan tes massal yang melampaui negara lain membuat negeri pimpinan Mon Jae-in itu berada di ambang penyelesaian persebaran virus.

Kendati demikian, bukan berarti negara tersebut tak didera masalah.

Senin (11/5/2020), Negeri Ginseng diuji dengan merebaknya kasus infeksi baru di sebuah bar di Seoul, tempat berkumpul komunitas gay. Yang kemudian jadi masalah, kejadian ini masih menyulitkan Kementerian Kesehatan setempat.

Para korban infeksi ketakutan mendatangi fasilitas kesehatan dan melakukan tes karena khawatir mendapat diskriminasi dari pemerintah. Alhasil, dari 5.500 suspect corona di bar tersebut, hingga Senin (11/5/2020) sore baru ada setengahnya yang sudah melapor dan menjalani tes.

"Ini mengkhawatirkan tapi masuk akal, karena tingkat diskriminasi gay di negara ini masih sangat tinggi. Situasi tersebut memicu para pengunjung bar lebih nyaman untuk bersembunyi dan membuat kemungkinan persebaran virus lebih besar," ujar Kwak Hye-weon, pakar gender sekaligus profesor asal Daekyung University seperti dilansir Bloomberg.

Berdasarkan survei terkini Galloup Poll, masih ada 58 persen warga Korsel yang menentang pernikahan sesama jenis. Termasuk di antaranya adalah Presiden Moon Jae-in yang sejak masa kampanye pemilihan sudah terang-terangan mengutarakan ketidakcocokan dengan gay.

Dalam pernyataannya Kementerian Kesehatan Korsel sudah menjanjikan tidak akan terlalu banyak menanyakan hal-hal personal.

"Mereka tidak perlu bicara banyak, bahkan tak perlu bilang berkunjung di bar itu. Cukup berkata bahwa Anda berasal dari distrik yang sama [dengan alamat bar]," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Publik Yoon Tae-hoo.

Sayangnya, pendekatan Tae-hoo sejauh ini masih belum berdampak besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper