Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Karantina Penumpang di Inggris Ancam Target Pemulihan Maskapai

Rencana pemerintah Inggris untuk mengkarantina penumpang udara, mengancam rencana pemulihan industri penerbangan dari krisis virus corona.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pidato resmi pertamanya setelah sembuh dari Covid-19/ Bloomberg - Simon Dawson
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pidato resmi pertamanya setelah sembuh dari Covid-19/ Bloomberg - Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah Inggris untuk mengkarantina penumpang udara, mengancam rencana pemulihan industri penerbangan dari krisis virus corona.

Maskapai yang mengurangi sebagian besar penerbangan sejak permintaan anjlok di bulan Maret telah membuat proyeksi pulihnya perjalanan secara bertahap antara bulan Juni dan Agustus.

Kerangka waktu itu akan memungkinkan operator untuk menyelamatkan sebagian dari pendapatan tiket yang biasanya dituai selama musim perjalanan puncak musim panas yang berakhir pada bulan September.

Ryanair Holdings Plc dari Irlandia memproyeksikan total perjalanan untuk periode Juli-Sepember mencapai 50 persen dari periode normal, sementara pemilik British Airways IAG SA memperkirakan sekitar 45 persen.

“Karantina akan menutup rencana rebound di perjalanan udara Inggris saat musim panas," kata analis Citibank Mark Manduca dalam sebuah catatan, seperti dikutip Bloomberg, Senin (11/5/2020). 

Sebelumnya disebutkana, Perdana Menteri Boris Johnson akan menyempurnakan rencananya untuk mencabut lockdown di Inggris di Parlemen pada hari Senin, sehari setelah menguraikannya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional.

Johnson tengah menyusun rencana untuk sistem karantina 14 hari guna membendung kembali meningkatnya jumlah infeksi.

Saham maskapai penerbangan dengan eksposur signifikan ke Inggris turun lebih lanjut. IAG turun sebanyak 2,7 persen di London, sedangkan saham Easyjet Plc melemah 4,2 persen. Di Dublin, Ryanair turun 2,8 persen.

London, pasar perjalanan udara terbesar di dunia dan pusat bisnis serta pariwisata, sudah merasakan pukulan dari kemerosotan jumlah penerbangan yang saat ini memasuki bulan ketiga.

Chief Executive Officer IAG Willie Walsh, yang akan memberikan kesaksian di Parlemen pada hari Senin, mengatakan pekan lalu bahwa maskapai tidak mungkin melakukan penerbangan dengan adanya karantina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper