Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Penyelematan Fiskal, Arab Saudi Naikkan PPN Tiga Kali Lipat

Arab Saudi mengumumkan serangkaian kebijakan penghematan untuk mengatasi dampak fiskal dari pandemi virus corona dan anjloknya harga mentah.
Petugas memakai masker wajah pelindung saat mereka membersihkan lantai di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi, 3 Maret 2020. REUTERS n
Petugas memakai masker wajah pelindung saat mereka membersihkan lantai di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi, 3 Maret 2020. REUTERS n

Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi mengumumkan serangkaian kebijakan penghematan untuk mengatasi dampak fiskal dari pandemi virus corona dan anjloknya harga mentah.

Di antara kebijakan tersebut, pemerintah Saudi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) hingga tiga kali lipat dan memangkas tunjuangan bagi pegawai pemerintah.

Dilansir dari Bloomberg, kantor berita Saudi Press Agency mengatakan langkah-langkah yang diambil untuk menopang pendapatan dan menekan pengeluaran diperkirakan mampu menghemat hingga 100 miliar riyal (US$26,6 miliar).

"Meskipun kebijakan yang diambil hari ini mungkin menyakitkan bagi sebagian pihak, hal tersebut diperlukan dan bermanfaat untuk melindungi stabilitas fiskal dan ekonomi dalam jangka pendek dan panjang," kata menteri keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg.

Negara eksportir minyak terbesar di dunia ini mendapat tekanan bertubi-tubi dari kebijakan berupa jam jam malam ketat untuk menahan penyebaran pandemi serta krisis akibat penurunan harga minyak dan pengurangan produksi minyak mentah global untuk membantu menyeimbangkan pasar.

Harga minyak mentah Brent jatuh lebih dari 50 persen pada bulan Maret, berkontribusi terhadap penurunan Aktiva Luar Negeri Bersih bulanan bank sentral Saudi hingga US$27 miliar.

Pemerintah mengumumkan langkah-langkah penghematan baru dalam semalam, tak lama setelah azan Subuh. PPN, yang pertama kali dikenakan pada 2018, akan dinaikkan menjadi 15 persen dari 5 persen mulai 1 Juli

Mulai Juni, pemerintah juga akan menghentikan tunjangan hidup bulanan yang dibayarkan kepada pekerja pemerintah. Tunjangan itu diberikan pada 2018 setelah keluhan dari warga mengenai dampak dari langkah penghematan yang diambil selama penurunan harga minyak terakhir.

Pengeluaran akan dikurangi pada beberapa program di bawah rencana transformasi ekonomi 'Visi 2030' yang dicanangkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sebuah komite akan mengkaji gaji dan tunjangan yang diberikan oleh pemerintah di luar pegawai negeri, di mana karyawan sering dibayar lebih dari pegawai negeri, dan akan memberikan rekomendasinya dalam waktu 30 hari

Sesaat sebelum langkah-langkah diumumkan, Raja Salman memerintahkan pembayaran 1,85 miliar riyal untuk dibagikan kepada penerima bantuan kesejahteraan negara untuk menandai bulan Ramadan. Pembayaran tunjangan tersebut bernilai 1.000 riyal untuk setiap keluarga dan 500 riyal untuk setiap tanggungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper