Bisnis.com, JAKARTA - Meluasnya pandemi Covid-19 dan anjuran tetap di rumah mempengaruhi interaksi keluarga. Kondisi ini menyebabkan adanya peningkatan hubungan keluarga baik secara kualitas maupun kuanitas.
Dosen Sosiologi FISIP UI Imam B Prasodjo mengatakan, merebaknya Corona secara otomatis meningkatkan durasi interaksi di keluarga antara orang tua suami istri maupun orang tua dan anak.
“Ini bisa menimbulkan sebuah perubahan tentang banyak di keluarga, yang negatifnya angka perceraian meningkat, namun positifnya orang mulai paham apa yang terjadi di keluarganya sendiri,” katanya saat diskusi virtual yang diadakan ILUNI UI, Jumat (1/5/2020).
Menurutnya, sebagian keluarga atau orang tua lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di luar sehingga kualitas interaksi di keluarga menjadi minim saat pandemi ini belum terjadi.
Setelah adanya Corona, beberapa keluarga atau orang tua mulai menjalin interaksi intensif baik antarsuami istri maupun orang tua dan anak. Ditambah lagi orang tua dituntut mendampingi anak belajar secara virtual pula.
“Ada yang tiba-tiba berkebun di rumah, ada yang ikut ajari anaknya, banyak PR yang dikerjakan dengan ayah dan ibunya. Ini mudah-mudahan memberi dampak positif dan tingkatkan kualitas keluarga makin baik,” tuturnya.
Dave Lumenta, Dosen Antropologi FISIP UI menyebut bahwa kondisi peningkatan angka perceraian menjadi salah satu kondisi yang terjadi akibat meningkatnya waktu di rumah.
Dia menyebutkan bagi sebagian kalangan belum terbiasa menjalin interaksi dan komunikasi dengan keluarga selama 24 jam. Kondisi ini bisa saja memberikan dampak positif maupun negatif seperti perceraian.
