Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Mau Usut Asal-usul Virus Corona, China Mengancam

Pemerintah Australia menyerukan adanya penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini serta merta meningkatkan ketegangan Negeri Kanguru dengan pemerintah China.
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Australia menyerukan adanya penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini serta merta meningkatkan ketegangan Negeri Kanguru dengan pemerintah China.

Padahal, Australia diketahui merupakan salah satu negara yang ekonominya paling bergantung pada China. Meski menghadapi resesi setelah lockdown akibat Covid-19 memukul gerak aktivitas perekonomiannya, pemerintah Australia bertekad bahwa akar wabah ini harus diselidiki.

China tak tinggal diam. Negeri Presiden Xi Jinping menyebut seruan untuk penyelidikan itu "bermotif politik" serta memperingatkan kemungkinan terjadinya boikot konsumen terhadap produk-produk Australia.

Namun, Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg tegas menolak komplain China dan menyatakan bahwa Australia tidak akan tunduk pada "paksaan ekonomi”.

“Australia menganggap bijaksana dan masuk akal jika dilakukan penyelidikan independen dan transparan mengenai asal-usul pandemi global yang menewaskan ribuan orang ini,” ujar Frydenberg pada Rabu (29/4/2020), seperti dilansir melalui Bloomberg.

"Kami tidak akan menukar konsekuensi kesehatan dengan konsekuensi ekonomi,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan pengadilan independen dengan otoritas yang serupa dengan pemeriksaan senjata PBB harus diizinkan memasuki Wuhan, 'kampung halaman' virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Payne juga menyerukan peninjauan independen tentang bagaimana China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menangani tahap-tahap awal pandemi.

Meski China tetap menjadi tujuan ekspor terbesar Australia, ketegangan antara kedua negara telah meningkat selama dua tahun terakhir dan kini diperburuk oleh pandemi Covid-19.

Perkembangan ini kontan memunculkan kekhawatiran di kalangan pebisnis. Mark van Dyck, direktur pelaksana Asia-Pasifik untuk penyedia layanan makanan Compass Group yang berbasis di Inggris, menganjurkan agar masalah diplomatik dan virus dengan hubungan perdagangan dapat dipisahkan.

“Kesan agar kita mengurangi perdagangan dengan China pada dasarnya berarti kita akan mengurangi standar hidup kita sebagai masyarakat Australia, dan mengurangi kemampuan kita untuk bangkit kembali dari kejatuhan ekonomi akibat virus corona,” jelas van Dyck.

Dalam sebuah wawancara dengan Australian Financial Review pada Senin (27/4), Duta Besar Beijing untuk Australia, Cheng Jingye, pun mengecam seruan dilakukannya penyelidikan yang dipandangnya datang karena motivasi dari Amerika Serikat.

Cheng juga menolak klaim oleh "beberapa politisi" dari Australia bahwa virus itu berasal dari Wuhan. Ia memperingatkan para konsumen China bisa memutuskan untuk tidak membeli beberapa produk Australia, termasuk daging sapi dan anggur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper