Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Kaji Pembukaan Kembali Penerbangan Domestik Pertengahan Mei

Industri penerbangan menyambut wacana ini dengan antusiasme tinggi dan menyatakan siap menerapkan penerbangan dengan pembatasan sosial.
Bendera Turki/Reuters
Bendera Turki/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Turki sedang mematangkan rencana pembukaan aktivitas ekonomi usai persebaran virus corona (Covid-19). Dalam rapat kabinet Senin (27/4/2020), beberapa menteri mengusulkan sejumlah rute penerbangan domestik dibuka lagi pada pertengahan Mei 2020.

Kabar tersebut juga dibenarkan sumber anonim Bloomberg di dalam pemerintahan. Sumber yang sama juga menyebut pemerintah mendiskusikan pembukaan seluruh jalur kereta, sebagian sekolah, serta perkantoran.

Kabar tersebut disambut positif oleh pihak aviasi. Jika masih harus melakukan pembatasan sosial, pihak aviasi bahkan membuka opsi melakukan penerbangan dengan protokol pembatasan sosial.

"Kami siap buka kapanpun, asal sudah ada izin dari Kementerian Kesehatan. Social-distancing dalam pesawat tentu adalah opsi yang sangat baru, harus ada persiapan matang bila itu yang nantinya dipilih," ujar CEO Pegasus Airlines, Mehmet Nane seperti dilansir Bloomberg.

Masih menurut Nane, dia memperkirakan industri penerbangan Turki bisa kembali beroperasi paling cepat 15 Mei 2020 apabila pemerintah memberikan izin pekan ini.

Tak cuma penerbangan, wacana pengaktifan kembali aktivitas ekonomi juga disambut antusias oleh industri pusat perbelanjaan. Terlebih, sejak kebijakan lockdown diterapkan mal-mal di Turki ditaksir mengalami kerugian hingga 160 milyar lira atau setara US$22,9 juta.

"Kami harusnya boleh beraktivitas dengan penerapan prosedur tertentu. Namun, tentu saja, bioskop, restoran dan taman bermain akan tetap tutup," ujar Kepala Asosiasi Pusat Perbelanjaan Turki, Huseyin Altas seperti dilansir Bloomberg.

Kendati optimisme muncul dari berbagai sektor usaha, pemerintah Turki masih dalam posisi gundah. Mengacu prosedur yang ada, mereka harus menentukan sikap apakah bakal memperpanjang lockdown selambat-lambatnya 1 Mei 2020.

Hingga saat ini pemerintah Turki telah melaporkan 110.130 kasus positif corona di negara mereka. Kendati relatif tinggi, tingkat kematian di Turki tergolong rendah, yakni sekitar 0,02 persen saja (2.305 orang meninggal).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper