Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi, Donald Trump, dan Riset Cuaca Panas Pembasmi Corona

Entah kebetulan apa tidak, setelah Jokowi mengeluarkan rilis yang menyambut gembira riset AS bahwa corona bisa mati dengan cuara panas, Donald Trump meneleponnya. Trump berjanji kirim ventilator.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela KTT G20,  di Hamburg, Jerman, Sabtu (8/7) siang waktu setempat./REUTERS-Wolfgang Rattay
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela KTT G20, di Hamburg, Jerman, Sabtu (8/7) siang waktu setempat./REUTERS-Wolfgang Rattay

Bisnis.com, JAKARTA - Pada Kamis (23/4/2020), pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat merilis riset bahwa cuaca panas dapat 'membasmi' virus corona jenis baru Covid-19. Pernyataan tersebut langsung diamini oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Joko Widodo. 

Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Kamis (23/4/2020), Donald Trump hadir mendampingi konferensi pers yang digelar oleh pejabat senior di Departemen Keamanan Dalam Negeri. Pejabat senior tersebut bernama Bill Bryan.

Tak tanggung-tanggung, hadir dalam konferensi pers itu Wakil Presiden Mike Pence. Orang nomor satu dan nomor dua di Negeri Paman Sam itu terlihat menyimak pemaparan Bill Bryan.  

Bryan mengklaim bahwa sebuah studi yang dilakukan pemerintah AS menemukan kelemahan virus corona jenis baru Covid-19. Menurutnya, virus corona tidak bertahan lama di pegangan pintu dan permukaan tak berpori lain ketika terkena sinar matahari, suhu dan kelembapan yang lebih tinggi.

Oleh sebab itu, Bryan memberikan tips praktis bagi banyak orang Amerika, termasuk meningkatkan suhu dan kelembaban dalam ruangan yang berpotensi terkontaminasi untuk membunuh virus yang ada di permukaan benda.

Pada suhu 21 - 24 derajat Celsius dan kelembaban 80 persen di bawah sinar matahari musim panas, misalnya, penelitian menunjukkan virus akan bertahan hanya dua menit di permukaan berpori. Lingkungan kering, kata Bryan, mungkin memerlukan waktu lebih lama. 

“Lingkungan yang kering mungkin memerlukan perhatian ekstra,” ujar Bryan seperti dilansir melalui Bloomberg

Bill Bryan (kiri), pejabat senior di Departemen Keamanan Dalam Negeri berbicara konferensi pers, bersama Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Wakil Presiden Mike Pence (kanan) mendengarkan selama konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada hari Kamis, 23 April 2020.
Bill Bryan (kiri), pejabat senior di Departemen Keamanan Dalam Negeri berbicara konferensi pers, bersama Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Wakil Presiden Mike Pence (kanan) mendengarkan selama konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada hari Kamis, 23 April 2020.

Bill Bryan (kiri), pejabat senior di Departemen Keamanan Dalam Negeri berbicara konferensi pers, bersama Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Wakil Presiden Mike Pence (kanan) mendengarkan selama konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada hari Kamis, 23 April 2020.

Trump yang menyimak paparan Bryan tampak tertarik dengan penelitian tersebut. “Apa yang akan terjadi apabila kita menyinarkan tubuh dengan sinar ultraviolet yang luar biasa atau sangat kuat. Saya pikir itu belum diperiksakan tetapi Anda akan mengujinya,” ujar Trump.

Para peneliti juga diharapkan bisa membuat cara agar bisa membawa cahaya masuk ke dalam tubuh. "Baik melalui kulit atau dengan cara lain," kata Trump.

Bryan juga mengatakan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa cairan pemutih dapat membunuh virus dalam air liur atau cairan pernapasan dalam 5 menit, dan isopropil alkohol dapat membunuhnya dengan lebih cepat. Trump menyarankan agar ada lebih banyak pengujian mengenai hal itu.

Kembali Trump menimpali pernyataan Bryan. “Disinfektan itu mematikannya [virus] dalam semenit. Apakah ada cara kita bisa melakukan hal seperti itu dengan menyuntikkan ke dalam [tubuh]? Itu hampir membersihkan [virus corona]. Ia masuk ke paru-paru dan menghasilkan banyak sekali di paru-paru.”

Pernyataan Trump ini menimbulkan kontroversi di Amerika. Bahkan hingga ke penjuru dunia. Lawan politiknya saat Pilpres, Joe Biden, pun angkat bicara. Mengkritik pernyataan Trump. "Kesehatan warga Amerika itu bukan lelucon Mr. Presiden." 

KEGEMBIRAAN JOKOWI

Sementara itu, di Tanah Air, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung merespons riset Bill Bryan. Seirama dengan Donald Trump, Jokowi pun gembira mendengar kabar tersebut.

"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembaban, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus Covid-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori," kata Jokowi dalam siaran pers, Jumat (24/4/2020).

Menurut Jokowi, kabar tersebut merupakan berita menggembirakan bagi Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu yang panas, udara lembab, dan kaya sinar matahari.

Meski demikian, Presiden mengingatkan agar masyarakat tetap menjalankan protokol pencegahan penularan Covid-19 secara disiplin.

"Satu, cuci tangan, selalu cuci tangan. Yang kedua, selalu menggunakan masker. Yang ketiga, jaga jarak. Dan yang keempat tingkatkan imunitas, tingkatkan daya tahan tubuh," tandasnya.

 

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). - Istimewa
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). - Istimewa

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). - Istimewa

Jokowi dan Donald Trump ini sebelumnya juga kompak menyebutkan bahwa cuaca panas mampu membasmi virus corona dengan memperlambat penularan wabah tersebut. Pada Maret Trump sempat menyebutkan teori bahwa Covid-19 akan mati terpapar matahari.

Demikian juga Jokowi, pada awal April sempat menyinggung iklim tropis akan melemahkan virus corona. Pernyataan dua pemimpin itu sempat mendapat kritik dari masing-masing publik di negaranya. Publik mengingatkan agar pemerintah tidak mengandalkan cuaca panas dan 'membiarkan' persebaran corona.    

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan agar tidak menggunakan lampu UV untuk mensterilkan bagian tubuh mana pun karena hal tersebut dapat dapat menyebabkan iritasi kulit. Lampu UV digunakan karena diyakini memiliki senyawa yang sama dengan sinar matahari.

TRUMP TELEPON JOKOWI

Entah kebetulan apa tidak, setelah Jokowi mengeluarkan rilis yang menyambut gembira riset AS bahwa corona bisa mati dengan cuara panas, malam harinya (Jumat, 24 April), Donald Trump meneleponnya. Hal tersebut diungkapan Trump lewat akun Twitter.

Trump mencuit lewat akun @realDonaldTrump. Dia menyebutkan bahwa dirinya membahas kerja sama soal ventilator, dan pihaknya akan membantu pengadaan ventilator untuk Indonesia.

Ventilator menjadi salah satu alat kesehatan yang diburu banyak negara saat pandemi Covid-19, selain reagen tes virus corona dengan metode PCR.

“Baru saja berbicara dengan teman saya. Presiden Indonesia Joko Widodo. Menanyakan ventilator yang akan kami persiapkan. Kerja sama yang bagus antara kita," tulis Trump dalam akunnya @realDonaldTrump.

Presiden Jokowi membenarkan telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Presiden Donald Trump Jumat (24/4/2020) pukul 20.00 WIB dari Istana Kepresidenan Bogor. Dalam pembicaraan tersebut, kedua kepala negara bertukar pikiran mengenai penanganan Covid-19.

Jokowi mengapresiasi atas kerja sama Indonesia dan AS dalam upaya penanganan Covid-19. Kedua Presiden juga bertukar pikiran mengenai upaya untuk mengatasi kekurangan alat kesehatan dan alat perlindungan bagi tenaga medis, seperti ventilator, APD dan masker, sebagaimana dialami oleh semua negara.

Mengenai ventilator, Presiden Trump menjelaskan mengenai upaya pembuatan ventilator di negaranya dan menyampaikan akan mengirim ke Indonesia apabila sudah siap. Kerja sama ini akan ditindaklanjuti oleh tim masing-masing negara.

Dalam pembicaraan itu, kedua pemimpin negara juga turut saling menyampaikan duka citanya kepada masing-masing warga negaranya yang menjadi korban meninggal akibat Covid-19.

Selain itu, Presiden Jokowi dan Presiden Trump juga sepakat untuk memperkuat kemitraan di bidang perdagangan dan ekonomi setelah masa pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

“Indonesia adalah negara penting bagi Amerika Serikat. Kita harus tingkatkan terus kerja sama kedua negara," katanya seperti dikutip dalam rilis, Sabtu (25/4/2020).

Kekompakan Jokowi dan Trump ini cukup menarik di tengah upaya kedua negara melawan pandemi corona. Asalkan teori bahwa corona bisa mati dalam cuaca panas tidak membuat lengah dalam memerangi wabah yang mematikan tersebut. Setidaknya sisi positif lainnya Trump berjanji mengirim ventilator. Semoga saja menjadi kenyataan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper