Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petinggi Depkes AS Dimutasi karena Berlawanan dengan Trump?

Rick Bright mengklaim dimutasi dari tim pengembang vaksin karena sikapnya menentang penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine.
Rick Bright, salah satu petinggi di Departemen Kesehatan AS./Istimewa
Rick Bright, salah satu petinggi di Departemen Kesehatan AS./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rick Bright, salah satu petinggi di Departemen Kesehatan AS menjadi korban mutasi pada Rabu (23/4/2020).

Dalam pernyataan tertulis yang dipaparkan kuasa hukumnya, Bright mengklaim mutasi itu terjadi lantaran dia berupaya menekan penggunaan hydrochloroquine dan chloroquine dalam proyek pengembangan vaksin corona di Biomedical Advanced Research at the National Institute of Health (BARDA).

Hydrochloroquine dan chloroquine sendiri merupakan dua zat yang menurut klaim Bright selalu ditekankan penggunaannya lewat imbauan pemerintahan Trump.

"Padahal bukti ilmiah yang membenarkan penggunaan dua zat itu sangat lemah. Saya sebenarnya ingin mengambil pendekatan baru yang lebih masuk akal, dengan cara meminimalisir penggunaan zat yang kelewat dipaksakan oleh pemerintah," tulis pernyataan tersebut, seperti dilansir Bloomberg.

Bright sebelumnya menjabat sebagai direktur BARDA, lembaga yang ditunjuk pemerintah AS sebagai salah satu ujung tombak pengembangan vaksin malaria menjadi vaksin corona. Kini, dia resmi dimutasi untuk jabatan yang lebih rendah di National Institute of Health.

Dikonfirmasi secara terpisah, Presiden Donald Trump membantah keras klaim Bright.

"Aku bahkan tak kenal siapa dia [Bright]," ujar Trump mengelak, seperti dilansir Bloomberg.

Kendati demikian, sumber anonim dari Politico mengatakan bahwa keretakan hubungan antara orang-orang lingkaran Trump dengan Bright memang terdeteksi sejak beberapa bulan terakhir. 

Bright belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut tentang dugaan itu. Namun, dalam wawancara terakhir dengan Bloomberg Businessweek, dirinya memang mengindikasikan ketidaksepahaman dengan sikap orang-orang Trump di Departemen Kesehatan.

"Sangat sulit mengembangkan vaksin saat pandemi. Semua orang ingin ide dan gagasannya didengar, tak peduli sekuat atau selemah apapun dasarnya," ujar Bright.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper