Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi JPMorgan AS: Warga Kulit Hitam dan Hispanik Lebih Rentan Terdampak Corona

Pasalnya, mereka kehilangan penghasilan rata-rata US$500 per bulan. Akibat anjloknya pendapatan ini, keluarga kulit hitam dan hispanik rata-rata melakukan pemangkasan biaya hidup sebesar US$215 sampai US$230
Bendera Amerika
Bendera Amerika

Bisnis.com, JAKARTA - JPMorgan Chase Institute merilis hasil studi mereka seputar dampak pandemi virus Corona (Covid-19) terhadap kesejahteraan keluarga di AS, Selasa (21/4/2020).

Hasil studi ini menyimpulkan bahwa warga kulit hitam dan hispanik lebih rentan terdampak pukulan ekonomi ketimbang warga kulit putih.

Dalam pemaparannya, presiden riset, Diana Farell menyebut kerentanan itu terjadi lantaran orang kulit hitam dan hispanik di AS rata-rata berstatus sebagai pekerja honorer yang bayarannya dihitung per jam.

Situasi tersebut bikin mereka kehilangan penghasilan rata-rata US$500 per bulan. Akibat anjloknya pendapatan ini, keluarga kulit hitam dan hispanik rata-rata melakukan pemangkasan biaya hidup sebesar US$215 sampai US$230, jauh lebih banyak ketimbang warga kulit putih yang rata-rata memangkas biaya hidup 140 dolar AS per bulan.

Itu baru dari segi biaya hidup. Dalam risetnya, JPMorgan Chase Institute juga mendapat temuan bahwa di masa pandemi kemampuan menabung orang kulit hitam hanya setengahnya bila dibanding kemampuan orang kulit putih. Perbedaan pendapatan akibat stereotipe masyarakat yang jadi pemicu hal ini.

"Rata-rata orang kulit hitam dan hispanik mendapat 70 sen pendapatan ketika di saat bersamaan orang kulit putih mendapat satu dolar," ujar Farell.

AS sebenarnya bukan satu-satunya negara yang mendapat temuan ini.

Di Inggris, belakangan ditemukan fakta bahwa kaum BAME (Black, Asian and Minority Ethnic) secara ekonomi lebih merasakan dampak pandemi ketimbang golongan kulit putih. Realita ini pertama kali disampaikan mayor Kota London, Sadiq Khan dalam sebuah kolom di The Guardian.

Lewat kolom tersebut, Sadiq juga menyampaikan harapan agar pemerintah pusat lebih memperhatikan kesejahteraan kaum minoritas.

"Saat ini sangat penting untuk mempublikasikan data demografi mereka yang terdampak pandemi, sehingga semua bisa menyikapinya dengan tindakan yang lebih adil," tulis Sadiq.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper