Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bild: China Harus Bayar Kerusakan Ekonomi Besar-besaran Jerman Akibat Corona

Jumlah itu telah diperinci ke beberapa hal, seperti kerugian pariwisata, tiket pesawat, hingga keuntungan pelaku industri di Jerman. China membantah itu. Dan Bild pun membalas dengan pedas.
Logo Volkswagen terlihat di pabrik perusahaan di Wolfsburg, Jerman, Kamis (12/4)./Reuters-Fabian Bimmer
Logo Volkswagen terlihat di pabrik perusahaan di Wolfsburg, Jerman, Kamis (12/4)./Reuters-Fabian Bimmer

Bisnis.com, JAKARTA - Surat kabar terbesar Jerman, Bild, mengatakan China berutang ke Jerman sebesar 149 miliar euro atau sekitar Rp2.500 triliun karena dampak virus Corona (Covid-19) yang telah muncul di Wuhan dan kini menyebar ke seluruh dunia termasuk Jerman.

Dikutip dari Spectator, 21 April 2020, artikel editorial Bild dengan judul "What China owes us" yang terbit pada 15 April mengkritik lambatnya respons Presiden China Xi Jinping dalam menangani virus.

"What China owes us" memberi kisaran utang yang mesti dibayar China sebesar hampir 149 miliar euro (Rp2.505 triliun) atas kerusakan yang diderita Jerman karena Covid-19.

Rincian tagihan utang yang disuarakan Bild termasuk 24 miliar euro (Rp403 triliun) dalam pendapatan wisata yang hilang dari Maret hingga April, 7,2 miliar euro (Rp121 triliun) dalam kerugian untuk industri film Jerman, 1 juta euro (Rp16,8 miliar) per jam dalam biaya untuk maskapai Lufthansa, dan 50 miliar euro (Rp840 triliun) dalam laba yang hilang untuk usaha kecil Jerman, seperti dikutip dari Radio France Internationale.

Kemudian pada hari yang sama ketika artikel dirilis, Kedutaan Besar China di Berlin menanggapi dengan surat terbuka menyebut tabloid Bild memicu nasionalisme, prasangka, dan xenofobia.

Pemimpin Redaksi Bild, Julian Reichelt, membantah kritik tersebut. "Kami bertanya di surat kabar kami Bild apakah China harus membayar kerusakan ekonomi besar-besaran yang ditimbulkan oleh virus Corona di seluruh dunia," katanya.

Menurut Reichelt, Presiden Xi Jinping dan para ilmuwan China, seharusnya tahu sejak lama bahwa virus Corona sangat menular. Namun China meninggalkan dunia dalam kegelapan tentang hal itu.

"Pakar tinggi Anda tidak merespons ketika para peneliti Barat bertanya apa yang sedang terjadi di Wuhan. Anda terlalu bangga dan terlalu nasionalistis untuk mengatakan yang sebenarnya, yang kamu rasa adalah aib nasional," tulis pembelaan pemimpin redaksi Bild.

Reichelt melanjutkan agar Xi Jinping menjelaskan hal ini kepada para korban virus Corona di seluruh dunia.

"Kedutaan Anda memberi tahu saya bahwa saya tidak hidup sesuai dengan 'persahabatan tradisional bangsa kami.' Saya kira Anda menganggapnya sebagai 'persahabatan' yang hebat ketika Anda sekarang dengan murah hati mengirim masker ke seluruh dunia. Ini bukan persahabatan, saya menyebutnya imperialisme yang tersembunyi di balik senyum: Kuda Troya," tulis Reichelt.

Bild sebelumnya pernah terlibat perseteruan dengan Kedutaan Besar China di Berlin setelah surat kabar itu mengundang aktivis Hong Kong Joshua Wong ke Jerman pada September 2019, pada puncak protes massa terhadap meningkatnya pengaruh Beijing. Wong kemudian juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, menurut laporan RFI.

Duta Besar China bereaksi dengan marah pada saat itu, menuduh bahwa Jerman "memungkinkan seorang separatis seperti Joshua Wong untuk memasuki wilayahnya untuk menggunakannya untuk kegiatan anti-China dan separatisme."

Kedutaan China kemudian mengadakan konferensi pers, tetapi menolak jurnalis Bild Philipp Piatof dengan mengatakan "tidak ada cukup ruang" di ruang konferensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper