Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengunduran Diri Mendagri Turki Gara-gara Karantina Wilayah Ditolak

Presiden Tayyip Erdogan pada Minggu (12/4/2020) menolak pengunduran diri menteri dalam negeri Turki terkait dengan dampak karantina wilayah.
Presiden Turki Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Tayyip Erdogan pada Minggu (12/4/2020) menolak pengunduran diri menteri dalam negeri Turki, yang mengatakan hengkang dari jabatannya setelah pemberitahuan singkat karantina wilayah membuat warga memborong barang kebutuhan untuk ditimbun.

Otoritas menyatakan jam malam sepanjang 48 jam di puluhan kota tak lama sebelum pukul 10 malam pada Jumat, memberi jutaan orang hanya dua jam pemberitahuan dan memicu gelombang keputusasaan berbelanja di menit-menit terakhir.

"Insiden yang terjadi menjelang penerapan jam malam tidak sesuai dengan manajemen wabah yang sesungguhnya," cuit Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu di Twitter, tempatnya menyatakan pengunduran diri.

Namun, Erdogan menilai tidak pantas bagi Soylu untuk mundur dan dia akan melanjutkan tugasnya.

Pernyataan Soylu muncul tepat sebelum berakhirnya karantina wilayah akhir pekan di 31 provinsi di seluruh Turki, termasuk kota terbesar sekaligus pusat bisnis Istanbul, yang berpenduduk 16 juta orang.

Partai Rakyat Republik (CHP) yang beroposisi mengatakan cara karantina wilayah yang diumumkan mengacaukan upaya untuk menekan wabah virus corona di Turki, yang mencatat 50.000 kasus.

"Keputusan yang perlu diambil untuk kesehatan masyarakat menjadi ancaman kesehatan masyarakat itu sendiri lantaran kurangnya perencanaan," kata juru bicara CHP, Faik Oztrak. "Pengorbanan warga yang mengisolasi diri sendiri selama berhari-hari tak ada gunanya."

Lebih dari 1.100 orang di Turki meninggal akibat COVID-19, banyak dari mereka berada di Istanbul, di mana wali kota CHP Ekrem Imamoglu menyebutkan otoritas setempat tidak mempunyai peringatan dini dari langkah tersebut.

"Keputusan yang diambil tanpa akal sehat dan kerja sama hanya akan menyebabkan kebingungan dan kepanikan," kata Oztrak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper