Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos SoftBank Kritik PM Jepang Soal Penanganan COVID-19

Masayoshi Son kembali mengirim kritik kepada pemerintah. Kali ini, soal penanganan COVID-19 yang dianggap kurang efektif
Presiden Softbank Corp Masayoshi Son berbicara selama konferensi pers di Tokyo 30 April 2013. REUTERS / Yuya Shino
Presiden Softbank Corp Masayoshi Son berbicara selama konferensi pers di Tokyo 30 April 2013. REUTERS / Yuya Shino

Bisnis.com, JAKARTA—Bos SoftBank, Masayoshi Son mengkritik Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkait dengan penanganan COVID-19.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/4/2020) malam, Masayoshi mengkritik Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melalui akun Twitternya. Dia pun menyitir komentar orang nomor 1 di Jepang itu tentang pembatasan interaksi sebesar 70 persen hingga 80 persen.

Pria dengan kekayaan bersih US$21,3 miliar versi Majalah Forbes itu menilai kebijakan tersebut tak akan tercapai karena pemerintah masih bertumpu pada respons di bidang keuangan.

“Mereka mengurangi kompensasi cuti dan tak akan bisa mengurangi 80 persen interaksi secara tepat,” ujarnya melalui cuitannya.

Dia juga mempertanyakan langkah Jepang menunjuk menteri ekonomi untuk menghadapi pandemi padahal Amerika Serikat menempatkan tenaga medis. Masayoshi tergolong lantang menyuarakan aspirasinya terhadap Pemerintah Jepang.

Sebelumnya, pria berusia 61 tahun itu pun mengkritik pemerintah akibat kebijakan tentang aplikasi berbagi tumpangan dan perusahaan rintisan di bidang sharing economy yang merupakan tujuan investasinya. Selain itu, Masayoshi pun mengeluhkan regulasi di bidang telekomunikasi karena perusahaannya harus berkompetisi dengan perusahaan yang lebih besar.

Di sisi lain, Pemerintah Jepang telah menyatakan negaranya dalam keadaan darurat COVID-19. Laman Worldometers mencatat kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi di Negeri Sakura mencapai 5.530 dengan 685 di antaranya yang pulih dan 99 meninggal.

Pemerintah Jepang merilis paket rangsangan ekonomi untuk mengantisipasi dampak pandemi melalui dengan dana 108 triliun yen yang setara dengan 20 persen produk domestik bruto (PDB) Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper