Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kirim Surat Terbuka ke Jokowi, Ratusan Ribu Paramedis Resah dan Marah

Dalam surat berjudul Negaraku Jangan Kalah, pengurus mengingatkan Jokowi untuk mengambil tindakan tegas dalam menanggulangi dampak Corona ke masyarakat.
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool

Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia mengirim surat terbuka ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengenai penyebaran virus Corona.

Dalam surat berjudul Negaraku Jangan Kalah, pengurus mengingatkan Jokowi untuk mengambil tindakan tegas dalam menanggulangi dampak Corona ke masyarakat.

“Gunakan kepalan tanganmu, gunakan ujung telunjukmu, gunakan suara kerasmu. Perintahkan para menterimu, aparatmu, jenderalmu, TNI dan Polisi yang ada dikendalimu. Kuasai seluruh negeri ini, atur hingga ke pelosok negeri ini, perintahkan seluruh rakyatmu,” seperti dikutip dari surat bertanggal 10 April, yang ditandatangani Ketua Umum PP PDUI, Abraham Andi Padlan Patarai.

PDUI meminta Jokowi melupakan perkataan salah satu menterinya bahwa Corona adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya.

Dia juga meminta Jokowi mengabaikan perkataan menterinya yang bilang bahwa harga alat pelindung diri menjadi mahal karena masyarakat membelinya. Dua pernyataan itu pernah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

PDUI juga meminta Jokowi melupakan perkataan salah satu menteri yang mengatakan bahwa pada Maret 2020 akan ada 4,7 juta masker produksi Badan Usaha Milik Negara yang siap disebar ke seluruh negeri. Pernyataan ini pernah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. “Belakangan diakui ‘belum ada BUMN produksi APD’,” kata Abraham.

Abraham mengatakan ratusan ribu dokter dan tenaga kesehatan resah dan marah karena APD makin langka. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.

Sementara itu, banyak pasien terinfeksi virus Corona yang mesti segera mendapatkan perawatan. Akhirnya, dokter dan tenaga medis terpaksa memakai jas hujan sebagai APD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper