Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Tetapkan Status Darurat, Ekonomi Jepang Diproyeksi Susut 25 Persen

Goldman Sachs menyatakan ekonomi Jepang berpotensi menyusut hingga 25 persen, meski ditopang stimulus senilai US$994 miliar.
Pejalan kaki menikmati sakura yang bermekaran di tepi Sungai Sumida, Tokyo, Jepang/ Bloomberg-Loulou D'Aki
Pejalan kaki menikmati sakura yang bermekaran di tepi Sungai Sumida, Tokyo, Jepang/ Bloomberg-Loulou D'Aki

Bisnis.com, JAKARTA - Goldman Sachs menyatakan ekonomi Jepang berpotensi menyusut hingga 25 persen, meski ditopang stimulus senilai US$994 miliar yang diumumkan Perdana Menteri Shinzo Abe kemarin. Pada kesempatan itu Abe juga mengumumkan status darurat pada Tokyo, Osaka, dan lima prefektur utama lainnya.

Imbauan untuk tinggal di rumah, meskipun tidak mengikat secara hukum juga akan menekan pengeluaran konsumen sebesar 25 persen secara kuartalan dan selanjutnya akan mengurangi belanja bisnis.

Ekonom Goldman Sachs Naohiko Baba dan Yuriko Tanaka dalam catatannya juga melihat ekspor anjlok 60 persen di kuartal kedua tahun ini.

Perkiraan tersebut adalah penilaian suram terbaru mengenai ekonomi Jepang sebagai imbas pembatasan aktivitas ekonomi di masa pandemi virus Corona. Penetapan status darurat mencakup hampir setengah dari output negara.

Status darurat di Jepang berbeda dari karantina yang diberlakukan di Eropa dan AS mengingat hampir tidak ada konsekuensi hukum yang mengikat, juga transportasi umum, jasa keuangan dan toko makanan tetap buka.

"Namun, kami memprediksi pernyataan eksplisit tentang keadaan darurat untuk secara bermakna mengubah perilaku individu, pemilik bisnis, dan penyelenggara acara. Kami memproyeksikan perubahan pada bagaimana orang bertindak, termasuk menskors bisnis yang ditingkatkan dan orang-orang yang secara signifikan menahan diri lebih banyak dari kegiatan di luar rumah," tulis para ekonom, dilansir Bloomberg, Rabu (8/4/2020).

Sementara itu, paket stimulus Abe sebesar 108 triliun yen jauh lebih besar daripada serangkaian tindakan yang diperkenalkan 11 tahun lalu selama krisis keuangan global. Ekonom mengatakan bahwa dorongan langsung ke ekonomi akan mendekati 14 triliun yen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper