Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alat dari Swiss Bisa Lakukan 10.000 Tes PCR Dalam Sehari

Staf Khusus Menteri Badan Usaha dan Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga berharap dengan didatangkannya alat dari Swiss, maka dalam sebulan dapat dilakukan tes PCR sebanyak 300.000 orang.
Alat tes PCR dari Roche Swiss telah tiba di Indonesia./Twitter Agus Wibowo
Alat tes PCR dari Roche Swiss telah tiba di Indonesia./Twitter Agus Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara telah mendatangkan sejumlah alat tes swab atau PCR untuk meningkatkan kemampuan deteksi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.

Staf Khusus Menteri Badan Usaha dan Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan sejumlah Alat tes PCR itu didatangkan dari perusahaan farmasi Rouche yang berkantor di Swiss.

“Tiga Minggu lalu kita berhasil bernegosiasi dengan Rouche di Swiss untuk membeli alat-alat tersebut,” kata Arya saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Rabu (8/4/2020).

Mengenai sejumlah alat tes PCR itu, Arya menerangkan terdapat dua buah Magnapure 96 dan 18 buah Light Cycle Detector. Terkait Magnapure 96, dia mengatakan, alat tes itu dapat digunakan untuk 1.000 tes RNA per hari. Sementara itu, mengenai Light Cycle Detector, mampu memeriksa 500 RNA dalam sehari.

“Dengan demikian dengan alat ini, kalau sudah terpasang semua, maka dapat mencapai 9.000 sampai 10.000 tes dalam sehari, di samping jumlah kecepatannya juga sangat tinggi untuk mengetahui hasil tes,” jelasnya.

Arya berharap dalam sebulan dapat dilakukan tes PCR sebanyak 300.000 orang. Dengan Demikian, menurutnya, orang yang dites dapat mencakup wilayah yang lebih luas dengan kepastian hasil tes PCR yang tinggi.

“Semua alat ini akan disebar di beberapa provinsi di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimatan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua, ini akan disebar secapatnya,” ujarnya.

Selain itu, Konsorsium Covid-19 juga tengah berupaya untuk mengembangkan alat tes diagnostik berbasis polymerase chain reaction (PCR).

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjenogoro menuturkan pengembangan alat tes itu diperkirakan selesai dalam waktu dekat.

Kami sudah mendapatkan dukungan dari Litbangkes terkait informasi bentuk isolat RNA yang akan dipakai dalam mengembangkan kit tersebut,” ujar Bambang.

Malahan, dia membeberkan tidak lebih dari satu bulan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengembangkan mobile test yang berbasis PCR. Dengan kata lain, dia menerangkan inovasi itu semacam Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 2.

“Terutama untuk mendukung pemeriksaan swab atau PCR di sejumlah daerah yang belum ada Laboratorium setara BSL 2,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper