Bisnis.com, JAKARTA — Konsorsium COVID-19 telah menyerahkan sejumlah inovasi kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dalam upaya percepatan penanggulangan virus SARS-CoV-2 di Indonesia.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini pihaknya telah menyerahkan gel hand sanitizer dan mobile hand washer.
“Kemenristek/BRIN terus mengerjakan riset dan inovasi untuk menanggulangi COVID-19. Di sini saya menekankan pentingnya riset yang dapat langsung digunakan masyarakat dalam waktu dekat," kata Bambang melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, Senin (6/4/2020).
Bambang memerinci terdapat sepuluh unit mobile hand washer atau tempat cuci tangan yang bahannya mudah didapatkan masyarakat. Tempat cuci tangan itu, jelasnya, dikembangkan oleh BPPT yang berbahan tangki toren berkapasitas 300 liter, besi siku, pipa, selang, kerang wastafel, sabun, tempat tisu, dan tempat sampah.
Selain itu, dia melanjutkan, jumlah gel hand sanitizer yang diserahkan sebanyak 4.000 botol dengan ukuran 250 ml, hasil inovasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dibuat sesuai standar World Health Organization (WHO).
“Hand sanitizer ini mengandung rheology modifier sehingga berbentuk gel yang dapat dioleskan secara lebih merata pada seluruh tangan dan mengandung humektan yang melembabkan kulit sehingga tidak membuat kulit kering selama digunakan,”ujarnya.
Konsorsium COVID-19 yang diketuai oleh Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Ali Ghufron Mukti ini terdiri dari lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) di lingkungan Kemenristek/BRIN, Balitbang Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perguruan tinggi, diaspora, Ikatan Dokter Indonesia, rumah sakit dan industri yang diarahkan untuk menciptakan inovasi untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon COVID-19 dengan dukungan anggaran dari Kemenristek/BRIN.
Bambang menjelaskan kegiatan konsorsium ini didukung oleh Kemenristek/BRIN melalui skema realokasi anggaran belanja rutin perjalanan dinas. Pada tahapan pertama, katanya, Kemenristek/BRIN telah mengucurkan dana sebesar 20 miliar.
Inovasi dari Konsorsium COVID-19 yang saat ini sedang dikembangkan mencakup dua jenis tes diagnostik. Kit pertama disebut RDT IgG IgM dan kit kedua disebut RDT Micro-chip. Kit yang pertama saat ini sudah dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan dapat diproduksi hingga 100.000 kit dalam waktu sebulan. Hasil tes bisa dilihat dalam waktu 15 menit.
Kit kedua digunakan untuk deteksi awal (early detection) dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia. Mengingat virus corona dapat bermutasi dalam penderita yang berbeda, kedua kit ini dikembangkan khusus untuk mendeteksi virus corona yang sudah menyebar di Indonesia.