Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vietnam Berlakukan Lockdown Selama 15 Hari

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc akhirnya memutuskan untuk mengisolasi negaranya secara nasional selama 15 hari ke depan. Ada sejumlah kebijakan yang diterapkan, di antaranya kendaraan dari zona merah tidak boleh keluar atau masyarakat dilarang kumpul lebih dari dua orang.
Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)
Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, akhirnya memutuskan untuk mengisolasi negaranya secara nasional selama 15 hari ke depan.

Berdasarkan keterangan resmi pemerintah, dilansir Bloomberg, Selasa (31/3/2020), masyarakat harus tinggal di rumah dan diperbolehkan ke luar hanya untuk tujuan penting misalnya membeli makanan, obat, mengakses layanan kesehatan, dan bekerja di perusahaan yang diizinkan beroperasi oleh pemerintah.

Selain itu, masyarakat dilarang untuk berkumpul lebih dari dua orang, kecuali sekolah, rumah sakit, dan kantor yang diperbolehkan untuk tetap beroperasi.

Lebih lanjut, dia juga menginstruksikan Kementerian Transportasi dan otoritas lokal untuk menangguhkan operasional transportasi umum dan membatasi perjalanan antarprovinsi.

Perjalanan dari kawasan yang sudah dilaporkan sebagai zona merah ke kota-kota lainnya dilarang, kecuali yang bertujuan mengantarkan makanan, memfasilitasi perjalanan pekerja, dan angkutan yang membawa material produksi.

Phuc memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk memperluas pusat karantina dan meminta Kementerian Perdagangan serta otoritas lokal menjaga pasokan bahan-bahan pokok bagi masyarakat selama karantina.

Sebelumnya, pemerintah telah meminta semua bisnis di Vietnam mulai dari restoran hingga gym untuk tutup. Sejauh ini, Vietnam mengkonfirmasi jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 204 dan 55 sudah dinyatakan sembuh.

Akibat wabah ini, ekonomi Vietnam terpukul cukup dalam sehingga pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 3,82 persen pada kuartal pertama tahun ini. Beberapa sektor penting, misalnya pariwisata dan manufaktur, mengalami penurunan signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper