Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Pemudik Nekat Tinggalkan Jabodetabek, Perlu Aturan Tegas

Presiden Joko Widodo hendak mencegah mobilitas orang dari wilayah Jabodetabek ke daerah lain. Hal ini guna mengendalikan penyebaran pandemi Virus Corona (Covid-19).
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo hendak mencegah mobilitas orang dari wilayah Jabodetabek ke daerah lain. Hal ini guna mengendalikan penyebaran pandemi Virus Corona (Covid-19).

Seperti diketahui, Jabodetabek saat ini menjadi wilayah dengan infeksi tertinggi. DKI Jakarta saja, melaporkan 720 kasus atau lebih dari separuh catatan pasien Covid-19 di Indonesia.

Jokowi mengapresiasi para tokoh dan gubernur yang meminta para perantau di wilayah Jabodetabek tidak kembali ke tempat asalnya. “Tapi menurut saya imbauan seperti itu belum cukup. Perlu langkah-langkah yang lebih tegas untuk menutup rantai penyebaran Covid-19 ini,” katanya membuka rapat terbatas soal Antisipasi Mudik Lebaran 2020 melalui video conference, Senin (30/3/2020).

Jokowi mencatat sepanjang 8 hari terakhir, ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang dari Jabodetabetk ke Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. “Ini belum dihitung arus mudik dini yang menggunakan transportasi massal lainya, misalnya keretap api maupun kapal dan angkutan udara, serta menggunakan mobil pribadi,” katanya.

Menurut Presiden satu hal yang juga membuat percepatan arus mudik adalah penetapan status tanggap darurat Covid-19 di DKI Jakarta. Kebijakan untuk mencegah penyebaran virus ini memberikan dampak ekonomi cukup signifikan kepada para pekerja informal.

Oleh karena itu Presiden memiunta percepatan program social safety net atau bantuan sosial. “Sehingga para pekerja informal, buruh harian, asongan semua bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Sementara itu Kementerian Perhubungan membenarkan adanya rencana penutupan angkutan umum antar kota antar provinsi (AKAP) di DKI Jakarta untuk meminimalisasi penyebaran Virus Corona (Covid-19) ke daerah.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan bahwa hal itu merupakan respons dari munculnya percepatan arus mudik penumpang bus ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Banyak anggota masyarakat yang telah mempercepat mudik ke kampung halaman dengan berbagai alasan. Hal ini dikhawatirkan dapat memperluas penyebaran Virus Covid 19 dari DKI Jakarta yang merupakan zona merah ke luar DKI Jakarta khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur," paparnya, Senin (30/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper