Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WN Belanda Diduga Pasien Pertama Corona di Indonesia Buka Suara

Warga negara Belanda tersebut dirawat di tiga rumah sakit ketika berada di Jawa Timur, pertengahan Januari 2020.
Sel virus corona/istimewa
Sel virus corona/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang warga negara Belanda diduga menjadi pasien terinfeksi virus corona pertama di Indonesia.

Joey Schouten, WN Belanda tersebut buka suara mengenai awal mula pemberitaan mengenai dirinya.

Dalam beberapa pemberitaan, Joey disebutkan pernah dirawat di Rumah Sakit Aisyiyah, Malang, pada pertengahan Januari 2020. Joey mengatakan dia dirawat di tiga rumah sakit ketika menderita sakit.

“Saya dirawat di RSK Budi di Blitar, RSI Aisyiyah, dan RS Saiful. Ini pertengahan Januari 2020,” ujarnya, Jumat (27/3/2020).

Joey kemudian bercerita perihal pesan WhatsApp yang diterimanya dari dr. Dhea Daritsh dari RS Aisyiyah, Malang. Saat itu, pesan yang dia terima berbunyi ”Halo mas Joey, saya Dhea Daritsh dari RSI Aisyiyah Malang. Dari hasil tes darah sebelumnya kami dapat memberi Anda hasil bahwa Anda positif untuk virus Corona (COVID-19) selama Anda tinggal di rumah sakit."

Joey mengaku mengira pesan itu dikirim seseorang dari bagian resepsionis. Pasalnya, sang pengirim pesan memakai nama panggilan, yang bukan nama resminya.

Lebih lanjut, Joey menyebut selama dirawat, pihak rumah sakit tidak pernah membicarakan soal virus corona. Saat itu, kata dia, virus corona masih menjadi sesuatu yang baru. Dia bahkan tidak tahu menahu adanya virus itu.

"Jadi, saya tidak menghubungkan kemungkinan itu dengan apa yang saya derita," kata Joey.

Joey, menurut surat kabar Eindhovens Dagblad baru lulus studi desain grafik di Helmond, terbang ke Singapura pada awal Januari lalu. Dia lalu berjalan-jalan di Chinatown di negara itu. Banyak turis dari Cina juga ada di sana untuk berbelanja menjelang Tahun Baru Imlek.

Dari Singapura, Joey terbang ke Jawa Timur dan beberapa hari sesudahnya dia menderita sakit. "Tiba-tiba saya demam 41 derajat. Untuk pertama kali dalam hidup saya, saya jatuh pingsan," kata Joey seperti dikutip koran Belanda tersebut.

Selama sembilan hari, Joey dirawat di RS Aisyiyah, di mana dia diinfus dan diperiksa dengan USG. Juga darahnya diambil sampai enam kali.

"Dokter-dokter mengira saya flu berat, dan memberi saya berbagai obat," kata Joey. "Kebanyakan saya hanya tidur di rumah sakit, saya benar-benar lemas."

Selama di rumah sakit, Joey mengatakan dia sudah membaca berita tentang virus misterius di Wuhan yang menyebar cepat di Asia. Namun, dia tidak sampai berpikir apa yang dia derita saat itu berhubungan dengan virus Corona. Dokter rumah sakit saat itu juga tidak mengetes darahnya untuk virus Corona.

Joey akhirnya pulih dan segera kembali ke Belanda. Pertama dia mengunjungi ibunya di Helmond, kota kecil di bagian selatan Belanda, untuk kemudian ke tempat ayahnya di Malaga, Spanyol.

Namun, satu minggu setelah dia sampai di Malaga, seluruh Spanyol lockdown karena COVID-19. Saat itu, Joey kembali bertanya-tanya tentang pengalamannya di Malang.

"Apakah itu memang penyakit saya?" Saat itulah dia mengontak dokter yang merawatnya di Malang, yang akhirnya memberi konfirmasi pada Joey pada tanggal 19 Maret bahwa dirinya positif virus Corona.

Menanggapi pemberitaan di Indonesia yang mempertanyakan kebenaran informasinya soal sakit terkait virus Corona, Joey mengatakan bahwa dia masih menyimpan pesan WhatsApp yang diterima, dan juga nota pembayaran dari rumah sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper