Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi Temukan Klorokuin Kurang Efektif dalam Penanganan Virus Corona

Studi terbaru dari China mengungkapkan obat Klorokuin kurang efektif menyembuhkan COVID-19.
Ilustrasi virus corona/istimewa
Ilustrasi virus corona/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Hydroxychloroquine, obat malaria yang oleh Presiden AS Donald Trump disebut-sebut sebagai obat untuk virus corona, diketahui tidak lebih efektif daripada perawatan konvensional.

Laporan yang diterbitkan oleh Journal of Zhejiang University di China menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi obat itu tidak menunjukkan efek membaik yang lebih signifikan pada tubuhnya dalam melawan virus corona daripada mereka yang tidak menggunakan Klorokuin.

Dilansir melalui Bloomberg, temuan itu berdasarkan penelitian yang melibatkan 30 pasien. Ke-30 pasien itu terbagi dalam dua kelompok, masing-masing 15 orang. 

Dari 15 pasien yang diberi obat malaria, 13 dinyatakan negatif virus corona setelah sepekan pengobatan.

Adapun, dari 15 pasien lainnya yang tidak menggunakan hydroxychloroquine, terdapat 14 pasien yang dinyatakan negatif virus corona. Perlu diingat bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan secara statistik.

Masih menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari departemen infeksi dan imunitas di Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai, 15 pasien yang tidak mendapatkan hydroxychloroquine dirawat dengan perawatan konvensional.

Ini termasuk istirahat total, inhalasi oxgen, dan penggunaan obat anti-virus yang direkomendasikan dalam pedoman pengobatan China seperti lopinavir dan ritonavir, dan antibiotik bila diperlukan.

Satu pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine justru menunjukkan kondisi yang memburuk selama penelitian.

Empat pasien yang diberi obat ini mengalami diare dan tanda-tanda kerusakan hati yang potensial, dibandingkan dengan tiga yang mendapatkan pengobatan konvensional.

Para peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tambahan menggunakan jumlah pasien yang lebih besar diperlukan untuk menyelidiki sepenuhnya risiko dan manfaat hydroxychloroquine.

Hydroxychloroquine,  ketika diberikan dengan antibiotik azithromycin, telah mendapat perhatian luas setelah sebuah studi kecil yang kontroversial tentang sekitar 40 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Prancis.

Dalam studi itu, obat hydroxychloroquine disebut membantu membersihkan virus dari tubuh 26 pasien yang diberi obat, berdasarkan sampel yang diambil dari usap hidung.

Para ahli telah mengritik desain penelitian ini, dan menyebutnya menarik tetapi jauh dari definitif.

Di sisi lain, beberapa kali Donald Trump mengatakan bahwa dia sangat yakin obat tersebut akan bekerja.

Pada Sabtu (20/3/2020), Wakil Presiden Mike Pence juga menggembar-gemborkan khasiat obat itu di acara Gedung Putih.

"Dokter sekarang dapat meresepkan Klorokuin untuk menangani gejala virus corona," kata Pence. "Presiden sangat optimistis."

Ilmuwan top, termasuk anggota tim tugas khusus Gedung Putih Anthony Fauci, menyebutkan bahwa hydroxychloroquine mungkin bekerja secara anekdotal, dan mengatakan mereka memerlukan studi lebih lanjut sebelum penggunaan pil dianjurkan.

Hydroxychloroquine telah diberikan kepada sebagian besar pasien Covid-19 di kota New York dan akan diadakan uji coba skala besar untuk menemukan alternatif lainnya yang mungkin ampuh untuk melawan virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper