Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mutasi Virus Corona di Luar China Lebih Mematikan

Ilmuwan menemukan bahwa tulang punggung dari virus corona baru berbeda secara substansial dari virus corona yang sudah dikenal.
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020)./Antara-Umarul Faruq
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020)./Antara-Umarul Faruq

Bisnis.com, SOLO – Virus corona bermutasi secara ilmiah dan membentuk struktur molekul yang lebih cepat membunuh. Para ilmuwan menemukan bahwa protein lonjakan telah berevolusi untuk secara efektif menargetkan fitur di luar sel manusia.

“Protein lonjakan sangat efektif untuk mengikat sel manusia, pada kenyataannya, para ilmuwan menyimpulkan itu adalah hasil seleksi alam dan bukan produk rekayasa genetika. Bahkan struktur molekul virus ini terus berubah, terlihat struktur di luar China lebih menakutkan,” tutur Andersen seperti dilansir dari The Sun.

Bukti evolusi alami ini didukung oleh data pada tulang punggung serangga, keseluruhan struktur molekulnya.

Para ilmuwan menemukan bahwa tulang punggung dari virus corona baru berbeda secara substansial dari virus corona yang sudah dikenal dan sebagian besar menyerupai virus terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.

“Kedua fitur virus ini, mutasi pada bagian RBD dari protein lonjakan dan tulang punggung yang berbeda, mengesampingkan manipulasi laboratorium sebagai potensi asal untuk SARS-CoV-2,” tambah Andersen.

Ahli biologi molekuler Richard Ebright dari Rutgers University, Piscataway, mengungkapkan kekhawatiran tentang infeksi yang tidak disengaja. Diperhatikannya berulang kali terjadi dengan pekerja laboratorium yang menangani SARS di Beijing.

Ebright seorang ilmuwan yang memiliki sejarah panjang mengibarkan bendera merah tentang studi patogen berbahaya. Bahkan dia pada 2015 mengkritik percobaan di mana modifikasi dibuat untuk virus mirip SARS yang beredar di kelelawar China.

Percobaan ini untuk melihat apakah itu berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper