Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua MPR: Pelemahan Ekonomi di Tengah Corona Jangan Didramatisasi!

Ketua MPR Bambang Soesatyo meyakini masa-masa sulit seperti sekarang akan bisa dilalui pada waktunya.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin)  Nurdin Halid (kanan) bertemu dengan ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) untuk meminta dukungan pengembangan koperasi nasional selain memperkenalkan jaaran pengurus depan Pimpinan Pusat Dekopin, Senin (3/2/2020)./Bisnis-John Andhi Oktaveri
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid (kanan) bertemu dengan ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) untuk meminta dukungan pengembangan koperasi nasional selain memperkenalkan jaaran pengurus depan Pimpinan Pusat Dekopin, Senin (3/2/2020)./Bisnis-John Andhi Oktaveri

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus optimistis di tengah penyebaran virus corona karena Indonesia juga pernah mengalami krisis.

Bamsoet meyakini masa-masa sulit seperti sekarang akan bisa dilalui pada waktunya. Beberapa hari lalu, otoritas kota Wuhan di China menyatakan tidak adanya kasus baru virus corona selama tiga hari berturut-turut.

"Kalau penularan corona di Wuhan bisa direduksi atau terhenti, hal yang sama juga bisa terjadi di negara lain, termasuk di Indonesia. Karena itu, masyarakat Indonesia jangan pesimis, tetapi sebaliknya, tetaplah optimis," ujarnya, Minggu (22/3/2020).

Untuk menjaga dan memperkuat optimisme itu, Ketua MPR mengimbau semua pihak untuk tidak mendramatisir fakta atau indikator yang menggambarkan proses melemahnya perekonomian nasional.

"Proses pelemahan ekonomi akibat wabah virus corona sudah diprediksi," katanya.

Indikator ekonomi seperti nilai tukar valuta, indeks harga saham gabungan hingga harga energi seperti minyak dan gas, memang harus dipublikasikan secara berkelanjutan untuk diketahui publik. Namun, publikasi indikator-indikator ekonomi itu hendaknya tidak didramatisasi untuk tujuan membuat publik takut.

Orang awam sekalipun tahu bahwa pembatasan mobilitas warga yang terus dieskalasi, apalagi sampai pada tahapan lockdown sebuah kota atau negara, akan menimbulkan kerusakan di sana sini, termasuk di sektor ekonomi.

Produktivitas pekerja dipastikan menurun, misalnya ada pabrik yang harus ditutup sementara sehingga volume produksi merosot, permintaan melemah, mata rantai pasokan dan distribusi barang tidak lancar. Bahkan, sampai pada potensi lonjakan harga barang dan belanja berlebihan karena panik.

Pada saat-saat seperti ini, lanjut Bamsoet, setiap komunitas dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Kerja keras membatasi penyebarluasan virus corona otomatis menuntut pengorbanan dari sektor lain, termasuk sektor ekonomi dan semua sub-sektornya.

Saat ini, banyak negara, termasuk Indonesia, tidak hanya sekadar menerapkan pembatasan, tetapi juga harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk melindungi semua warga negara dari kemungkinan tertular virus corona.

"Tak hanya alokasi anggaran, bahkan waktu, tenaga serta pikiran seluruhnya fokus pada upaya cegah tangkal penyebarluasan wabah tersebut," ujar Bamsoet.

Dia menambahkan dalam situasi seperti sekarang, yang bisa dilakukan setiap negara adalah menerapkan sejumlah kebijakan stimulus agar perekonomiannya tidak mengalami kerusakan yang kelewat serius. Langkah yang sama juga dilakukan Indonesia.

"Jangan lupa bahwa dalam konteks gejolak ekonomi, situasi seperti sekarang bukan pengalaman pertama bagi Indonesia. Beberapa dekade lalu, Indonesia juga pernah menghadapi gejolak dan krisis ekonomi.
Namun, sudah terbukti bahwa perekonomian negara tidak lumpuh. Dengan kebersamaan dan kerja keras, perekonomian Indonesia bisa pulih," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper