Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persebaran Corona Masif, Jakarta dan Jabar Direkomendasikan Lockdown

Percuma juga anak sekolah libur, tapi orang tua tetap bekerja. Berisiko carrier Covid-19
Penumpang kereta menggunakan masker saat menunggu kereta di peron kereta bawah tanah Metro Milan di Milan, Italia, Kamis (12/3/2020). Italia menghentikan kehidupan normal dan hanya memberikan akses terhadap layanan-layanan penting untuk membendung penyebaran virus corona yang mematikan. Bloomberg/Alberto Bernasconi
Penumpang kereta menggunakan masker saat menunggu kereta di peron kereta bawah tanah Metro Milan di Milan, Italia, Kamis (12/3/2020). Italia menghentikan kehidupan normal dan hanya memberikan akses terhadap layanan-layanan penting untuk membendung penyebaran virus corona yang mematikan. Bloomberg/Alberto Bernasconi

Bisnis.com, JAKARTA – Opsi karantina wilayah atau lockdown secara terbatas menjadi salah satu rekomendasi untuk dilakukan di Jakarta dan Jawa Barat karena menjadi salah satu pusat persebaran virus corona atau Covid-19.

Rekomendasi tersebut tertuang dalam surat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia dengan judul Rekomendasi Strategi Penanganan COVID-19 di Indonesia yang dilakukan pada Senin, 16 Maret 2020.

Tertera dalam rapat tersebut ada 18 ahli kesehatan beserta perwakilan dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19. Surat tersebut diteken oleh Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Andi Taufan Garuda Putra.

Rapat itu melakukan pembahasan mengenai strategi mengatasi wabah Covid-19 dengan menitikberatkan pada isu ketersediaan layanan dan kesiapan tenaga kesehatan, upaya pengendalian penyebaran dan mitigasi dampak, beserta komunikasi publik untuk menjaga stabilitas dan dampak sosial. Terdapat tujuh rekomendasi dalam surat tersebut.

Salah satunya adalah pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas dan tegas di daerah prioritas, seperti DKI Jakarta.

“Saat ini para ahli sepakat bahwa pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas, dapat memperlambat penyebaran dan menurunkan kematian akibat Covid-19,” demikian tulis rekomendasi tersebut.

Oleh sebab itu dibutuhkan alur/ mekanisme yang jelas terkait dengan sistem pembatasan sosial sesuai dengan kondisi negara atau daerah.

“Pembatasan sosial yang lebih agresif seperti lockdown dapat diberlakukan di wilayah dengan kasus Covid-19 dan menjadi episenter, seperti Jakarta atau Jawa Barat.”

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam membenarkan adanya rapat tersebut. “Iya benar. Ada rekomendasi Jakarta lockdown karena menjadi episenter Covid-19,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (17/3/2020).

Menurutnya, Jakarta dan Jawa Barat menjadi kunci persebaran virus corona karena kasus yang ada di beberapa daerah ada rekam jejak pasien usai berkunjung dari dua provinsi tersebut.

Dia menjelaskan bahwa lockdown itu bermacam-macam bentuknya, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo agar belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah. Namun, sambungnya, masyarakat tidak bisa memahami itu, dan tetap melakukan kegiatan.

Dokter spesialis penyakit dalam itu menyadari bahwa perusahaan masih mewajibkan karyawan masuk sehingga imbauan yang disampaikan oleh presiden tidak berjalan. “Percuma juga anak sekolah libur, tapi orang tua tetap bekerja. Berisiko carrier [pembawa virus] Covid-19.”

Untuk itu, dia meminta ada aturan tegas atau melakukan lockdown secara terbatas untuk membatasi pergerakan manusia guna menangkal persebaran virus corona. "Misal yang boleh beraktivitas petugas kesehatan dan pensuplai kebutuhan masyarakat," tegasnya.

TERUS BERTAMBAH

Hari ini, Selasa (17/3/2020) sore, jumlah pasien positif bertambah 38 orang menjadi 172 orang. Sebanyak 5 orang dinyatakan meninggal dan 9 orang sembuh.

Juru bicara penanganan Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto mengatakan bahwa jumlah pasien positif di Indonesia masih akan bertambah signifikan.

Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya Indonesia mencatat kenaikan pasien sekitar 20% per hari. Terkait proyeksi penambahan jumlah pasien virus corona, Yuri enggan menyebutkan angka potensi penyebaran virus corona di Indonesia.

“Kita menyadari bahwa akan terjadi penambahan pasien yang cukup signifikan nantinya, ini disebabkan tracing yang aktif kami lakukan,” katanya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jakarta, Selasa (17/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper