Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Corona: Moody's Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Negara G20

Saat ini semakin jelas bahwa virus corona akan meredam aktivitas ekonomi global hingga kuartal kedua tahun ini.
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019)./Istimewa
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Moody's Investor Service telah merevisi Global Macro Outlook dan proyeksi pertumbuhan untuk semua ekonomi G20 karena wabah virus corona.

Epidemi ini telah menyebar dengan cepat di luar China ke sejumlah negara ekonomi utama dunia. Saat ini, semakin jelas bahwa virus corona akan menekan aktivitas ekonomi global hingga kuartal kedua 2020.

Moody telah merevisi perkiraan pertumbuhan awal untuk ekonomi G20 menjadi 2,1 persen atau 0,3 poin persentase lebih rendah dari baseline sebelumnya.

Perkiraan pertumbuhan China pada 2020 juga telah berkurang menjadi 4,8 persen dari estimasi sebelumnya sebesar 5,2 persen. Pertumbuhan Amerika Serikat diproyeksi menjadi 1,5 persen, turun dari perkiraan sebelumnya sebear 1,7 persen. Selain itu, permintaan yang lemah akan merembet ke turunnya harga komoditas dan harga minyak akan tetap fluktuatif.

"Beberapa perkembangan yang masuk akal bisa mengarah pada skenario yang jauh lebih negatif daripada baseline yang kami ramalan," kata Wakil Presiden Moody Madhavi Bokil dalam keterangan resminya.

Dia melanjutkan, penurunan berkelanjutan dalam konsumsi, ditambah dengan penutupan bisnis yang diperpanjang, akan mengganggu pendapatan serta mendorong PHK dan membebani sentimen pasar.

"Kondisi seperti itu pada akhirnya dapat memperbesar dinamika resesi mandiri," lanjutnya.  

Selain itu, volatilitas harga aset yang meningkat juga akan terjadi, memperbesar dan mentransmisikan guncangan lintas batas, termasuk ke negara-negara pasar berkembang. Saat ini, ketidakpastian masih luar biasa tinggi.

Pengumuman kebijakan dari otoritas fiskal, bank sentral dan lembaga internasional sejauh ini cenderung kuat di negara-negara terdampak. Target fiskal langkah-langkah kebijakan kemungkinan akan membantu membatasi kerugian di masing-masing ekonomi.

Moody's juga mengharapkan bank sentral mengadopsi sikap yang lebih longgar dan memperkuat langkah-langkah fiskal.

Keputusan Federal Reserve untuk memotong suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, pengumuman dari European Central Bank dan Bank of Japan, memastikan dukungan kebijakan akan membatasi sebagian pasar keuangan global dari volatilitas dan sebagian melawan pengetatan kondisi keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper