Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Australia Pangkas Suku Bunga Menjadi 0,5 Persen

Langkah pemangkasan suku bunga ini menjadi sinyal ke pasar bahwa perekonomian akan tertekan. Pasalnya Lowe bukan bankir yang senang menurunkan bunga acuan.
ilustrasi - Bursa Efek Australia atau Australian Securities Exchange./ Lisa Maree Williams - Bloomberg
ilustrasi - Bursa Efek Australia atau Australian Securities Exchange./ Lisa Maree Williams - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia memutuskan memangkas suku bunga acuan menjadi 0,5 persen.

Langkah otoritas keuangan ini merupakan bagian dari langkah stimulus fiskal untuk menghadapi dampak virus corona atau Covid-19. Suku bunga ini merupakan rekor terendah baru dan sudah diperkirakan oleh sejumlah ekonom.

Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe menyatakan kesiapan dari sisi fiskal untuk mengurangi dampak lebih lanjut wabah virus corona terhadap perekonomian Australia.

"Ketidakpastian yang diciptakannya [virus corona] juga akan mempengaruhi pengeluaran domestik. Dewan siap untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut untuk mendukung ekonomi Australia," kata Lowe seperti dilansir Bloomberg, Selasa (3/3/2020).

Dolar Australia menguat 0,5 persen segera setelah keputusan itu. Dolar Australia diperdagangkan pada 65,43 per sen per dolar AS pada pukul 4:56 malam di Sydney.

Keputusan Lowe ini dinilai sinyal kuat ke pasar akan kemungkinan ekonomi tertekan. Lowe tercatat sosok yang jarang menurunkan suku bunga. Bulan lalu dia mengatakan bahwa lebih memilih menyeimbangkan semua risiko dalam perekonomian. Sikap ini berubah setelah penutupan pabrik-pabrik China, selanjutnya berdampak melandainya industri pariwisata dan pendidikan Australia. Juga melesunya permintaan produk andalan negara itu untuk di ekspor.

"Langkah-langkah kebijakan telah diumumkan di beberapa negara, termasuk China, yang akan membantu mendukung pertumbuhan," ujarnya.

Menurut Lowe di sebagian besar ekonomi, termasuk Amerika Serikat, ada harapan stimulus moneter lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang yang membuat perekonomian dapat bertahan.

Para pembuat kebijakan global telah berusaha meyakinkan pasar bahwa mereka siap untuk menangani epidemi. Upaya ini merupakan tindakan mengatasi kekhawatiran bahwa ekonomi dunia sedang menuju resesi.

"Coronavirus telah mengaburkan prospek jangka pendek untuk ekonomi global dan berarti bahwa pertumbuhan global pada paruh pertama 2020 akan lebih rendah," kata Lowe.

Dia mengatakan akan ada dukungan fiskal dari pemerintah untuk mendukung bank sentral menyelamatkan perekonomian.

"Pemerintah Australia juga telah mengindikasikan akan membantu bidang-bidang ekonomi yang paling terpengaruh oleh coronavirus," kata Lowe.

Sebelum, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan departemen keuangan akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk memberikan dorongan yang diperlukan agar ekonomi pulih.

Morrison mendesak bank-bank besar di Australia juga menurunkan suku bunga kreditnya sebagai bagian terusan pemotongan RBA.

Lowe mengatakan RBA akan memastikan bahwa sistem keuangan Australia memiliki likuiditas yang cukup. Meski dalam data yang ada sebelum kebakaran hutan dan virus ini merebak, ekonomi Australia dalam keadaan tidak terlalu kuat. Produk domestik bruto naik hanya 0,4 persen dalam tiga bulan terakhir 2019 dari kuartal sebelumnya. Bahkan jika ditarik secara tahunan PDB hanya tumbuh 2 persen dari tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan PDB pada kuartal Maret [2020] cenderung jauh lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya. Begitu coronavirus berlalu, ekonomi Australia diperkirakan akan kembali ke tren yang membaik," kata Lowe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper