Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gunung Merapi Meletus, Ini Kronologinya

Letusan Gunung Merapi kali ini terekam di seismograf dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik. Awan panas teramati sejauh kurang dari 2 kilometer (km) disektor Selatan Tenggara.
Warga melihat pemandangan Gunung Merapi di kawasan Magelang, Jawa Tengah, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Warga melihat pemandangan Gunung Merapi di kawasan Magelang, Jawa Tengah, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA – Berselang 19 hari setelah letusan 13 Februari 2020, Gunung Merapi kembali meletus dengan tinggi kolom 6 kilometer, Selasa 3 Maret 2020, pukul 05.22 WIB.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan letusan terekam di seismograf dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik. Awan panas teramati sejauh kurang dari 2 kilometer (km) disektor Selatan Tenggara.

"VONA [Volcano Observatory Notice for Aviation] diterbitkan dengan kode warna Merah. Angin saat kejadian letusan mengarah ke Utara Timur," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (3/3/2020).

Hujan abu dilaporkan terjadi dalam radius 10 km dari puncak terutama pada sektor Utara seperti di wilayah kecamatan Musuk dan Cepogo Boyolali. Hujan abu bercampur pasir dilaporkan terjadi di wilayah Desa Mriyan, Boyolali yang berjarak sekitar 3 km dari puncak Gunung Merapi.

Seperti pada letusan prekletusan sebelumnya letusan hari ini tidak didahului ursor yang jelas dimana seismisitas pada tanggal 2 Maret 2020 terdiri dari gempa VTA 1 kali, MP 8 kali, LF 2 kali, dan DG 1 kali.

"Demikian juga deformasi juga tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Data observasi ini menunjukkan bahwa tid menjelang letusan ak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik," kata Agung.

Rangkaian letusan sejak November 2019 hingga saat ini serta aktivitas kegempaan VTA menjadi indikasi bahwa saat ini Gunung Merapi berada pada fase intrusi magma menuju permukaan Merapi.

Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung.

"Ancaman bahaya letusan ini berupa awanpa 3 nas yang bersumber dari bongkaran material kubah lava dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan kurang dari 3 km berdasarkan volume kubah yang sebesar 396.000 m berdasarkan data drone 19 November 2019," tutur Agung.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.

Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi, masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan G. Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuen si 165.075 MHz, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau memantau perkembangan pemberitaan di Bisnis.com.

--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper