Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prihatin Kekerasan di India, Teologi Kerukunan Agama Diperlukan

Indonesia menjadi negara yang ingin membangun kerukunan antarumat beragama di seluruh dunia.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri acara Maulid dan Tasyakur Hari Lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-66 di GOR Soemantri Brojonegoro, Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu malam (23/2/2020)./Istimewa
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri acara Maulid dan Tasyakur Hari Lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-66 di GOR Soemantri Brojonegoro, Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu malam (23/2/2020)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyesalkan kekerasan antarumat beragama yang terjadi di India awal pekan ini. Dia menekankan perlunya membangun teologi kerukunan antarumat di seluruh dunia.

Wakil Kepala Negara tersebut mengatakan kekerasan berlatarbelakang agama seharusnya tidak pernah terjadi. Indonesia sebutnya menjadi negara yang ingin membangun kerukunan antarumat beragama di seluruh dunia.

"Karena itu kita bercita-cita ingin membangun pertemuan tokoh-tokoh agama dunia. Islam, Kristen, Katolik, Protestan kemudian Hindu. Perlakuan terhadap muslim [di India] ini seharusnya tidak ada," katanya di Jakarta Convention Center, Sabtu (29/2/2020).

Selain itu, dia menyebut kekerasan juga dialami muslim Rohingya di Myanmar. Pun demikian, dia berharap tidak ada lagi paham radikalisme dan sikap intoleran di masyarakat muslim.

"Tapi juga jangan ada lagi islamophobia di Barat," ujarnya.

Dia menuturkan, perlu dibangun teologi kerukunan secara global untuk menekan potensi konflik antaragama. Selain itu, narasi keagamaan juga perlu ditingkatkan untuk menjamin sebuah kerukunan.

Adapun kekerasan di India dipicu adanya Undang-Undang Kewarganegaraan India yang hanya memberi status kewarganegaraan bagi imigran yang menerima persekusi di negaranya dengan syarat beragama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Muslim.

Regulasi ini disahkan pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi yang beraliran sayap kanan. Partai pengusungnya, Bhratiya Janata (BJP) dituduh bersikap diskriminatif terhadap umat muslim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper