Bisnis.com, JAKARTA — Perpecahan kongsi antara Mahathir Mohamad dengan Anwar Ibrahim mungkin sudah bisa diduga sebelumnya, bahkan tak lama setelah mereka bergandengan tangan menjatuhkan Najib Razak dari posisi Perdana Menteri (PM) Malaysia pada 2018.
Namun, keriuhan dukungan untuk keduanya demi mengembalikan transparansi dan meningkatkan tata kelola pemerintah usai ditinggalkan Najib yang tersangkut kasus korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) tampaknya lebih kuat dibandingkan kecurigaan yang ada. Kecurigaan bahwa masih ada "bara dalam sekam" di antara Mahathir dan Anwar pun perlahan hilang karena keduanya menunjukkan hubungan yang bisa dibilang hangat pascajatuhnya Najib.