Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Sebut Risiko Virus Corona Kecil

Presiden Donald Trump bersikeras bahwa AS hanya menghadapi sedikit risiko dari wabah virus corona yang kini semakin mendunia.
Ilustrasi virus corona/Istimewa
Ilustrasi virus corona/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersikeras bahwa AS hanya menghadapi sedikit risiko dari wabah coronavirus atau virus corona, yang kini semakin mendunia. 

Trump mengatakan Wakil Presiden Mike Pence akan memimpin upaya meredam kekhawatiran publik setelah parlemen menyatakan AS tak siap dengan dampak wabah. 

"Karena dari semua yang telah kami lakukan, risiko terhadap rakyat Amerika tetap sangat rendah," kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih, dilansir Bloomberg, Kamis (27/2/2020). 

Berkebalikan dari pernyataan Trump, pasar jatuh pada hari kelima sebelum Trump berbicara, melanjutkan penurunan seiring pejabat kesehatan AS memperingatkan kemungkinan penyebaran virus di negara itu. Index Futures AS mengisyaratkan penurunan pasar lebih lanjut dalam perdagangan luar negeri hari ini. 

Demokrat dan Republik menyerukan lebih banyak dana daripada yang diminta Trump untuk memerangi wabah potensial di AS. Sedangkan Trump mengatakan tidak memiliki perselisihan dengan pejabat kesehatan yang telah mengeluarkan peringatan soal wabah. 

"Apa pun yang terjadi, kami sepenuhnya siap. Ada kemungkinan itu bisa menjadi lebih buruk, ada kemungkinan itu bisa menjadi jauh lebih buruk, tetapi tidak ada yang tak terhindarkan," katanya. 

Beberapa menit setelah Trump mengakhiri pidatonya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan telah mengidentifikasi kasus virus corona pertama di AS yang tidak diketahui asalnya. Pasien asal California itu belum melakukan perjalanan ke China atau melakukan kontak dengan korban penyakit lain yang diketahui.

Trump dan Pence muncul bersama pejabat kesehatan AS untuk membahas tanggapan pemerintah mengenai wabah. Trump mengatakan bahwa dari 15 orang Amerika yang semula terinfeksi virus, delapan telah kembali ke rumah dan satu masih dirawat di rumah sakit. Lima orang sudah pulih sepenuhnya. 

"Kami telah mengkarantina mereka yang terinfeksi dan mereka yang berisiko. Kami sedang mengembangkan vaksin dengan cepat," imbuhnya. 

Vaksin

Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan, vaksin untuk menangkal virus ini kemungkinan akan siap dalam waktu dua bulan ke depan. Namun, dia mengatakan, setidaknya perlu beberapa bulan hingga satu tahun sebelum disetujui untuk penggunaan klinis. Dia tidak menyebutnama perusahaan yang mengembangkan obat itu.

"Kami tidak dapat mengandalkan vaksin selama beberapa bulan hingga satu tahun ke depan. Langkah-langkah kesehatan masyarakat akan diperlukan untuk memerangi virus sampai saat itu,"  katanya. 

Ditanya apakah pemerintah telah membayangkan langkah-langkah seperti memberlakukan karantina di seluruh kota, presiden mengatakan bahwa ada rencana pada skala yang jauh lebih besar tetapi pemerintah merasa tidak memerlukannya. 

Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar mengatakan bahwa pemerintahan Trump bisa mengucurkan lebih dari US$2,5 miliar yang diumumkan awal pekan ini untuk mengatasi virus. 

Dia mengatakan kepada panel DPR bahwa pemerintah berencana menggelontorkan dana sejumlah itu dan akan berunding dengan Kongres mengenai angka final biaya penanganan. 

Azar mengatakan pada konferensi pers di Gedung Putih bahwa pembatasan perjalanan awal yang diberlakukan Trump pada orang-orang yang kembali dari China berhasil memberi pemerintah waktu untuk bersiap menghadapi virus. 

"Strategi penahanan kami telah bekerja," katanya. 

Namun demikian, ada kekhawatiran mendalam di Capitol Hill bahwa pemerintah tidak siap untuk wabah domestik. Pendanaan baru dari Kongres akan digunakan untuk membantu memperluas pengawasan penyakit, memperkuat lembaga kesehatan negara bagian dan lokal, mendanai kerja vaksin, perawatan obat dan membantu memperkuat persediaan nasional yang strategis dengan peralatan pelindung termasuk masker dan respirator.

Sekitar setengah dari US$2,5 miliar yang diminta administrasi Trump akan datang dari dana yang dialokasikan kembali, termasuk US$535 juta untuk upaya memerangi Ebola. 

Sementara itu, beberapa anggota parlemen telah mendorong Trump untuk merespons dengan lebih agresif, termasuk pembatasan yang lebih luas pada perjalanan dari negara-negara dengan wabah. Namun ada kekhawatiran di Gedung Putih tentang dampaknya terhadap ekonomi. 

Demokrat telah menanggapi dengan rencana mereka sendiri untuk memerangi virus. Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer mengusulkan US$8,5 miliar dana untuk merespons virus. 

Hingga kemarin, jumlah korban tewas di China karena virus ini mencapai 2.715. Total ada 2.771 kematian di seluruh dunia. Empat kasus lagi dilaporkan di sebuah resor Italia, dengan total 374 kasus. Sedangkan Brasil mengkonfirmasi kasus coronavirus pertama di Amerika Latin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper