Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sungguh Mulia, Ini Alasan Temasek Singapura Potong Gaji dan Bonus Karyawan

Ternyata, perusahaan pelat merah asal Singapura menerapkan kebijakan pemangkasan gaji dan bonus hingga pembekuan gaji untuk tujuan mulia. Simak kisahnya, berikut ini.
Pemandangan sunset dari restoran dan bar Lavo Singapore di puncak Marina Bay Sands. Bisnis/ Ropesta Sitorus
Pemandangan sunset dari restoran dan bar Lavo Singapore di puncak Marina Bay Sands. Bisnis/ Ropesta Sitorus

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan investasi pelat merah Singapura menegaskan bahwa kebijakan pembekuan gaji dan promosi karyawan dilakukan untuk mengumpulkan dana bantuan bagi masyarakat yang terdampak virus corona atau Covid-19.

Selain kebijakan pembekuan gaji, perusahaan juga mendorong karyawan senior mulai level managing director ke atas untuk menyumbangkan gajinya hingga 5 persen dalam setahun. Bahkan, karyawan senior diminta memangkas sebagian bonus tahunannya.

Sementara itu, bujet perusahaan yang semula dianggarkan untuk kenaikan gaji karyawan akan didonasikan ke T-Touch. T-Touch adalah program inisiatif karyawan perusahaan untuk mendukung masyarakat lokal dan luar negeri ketika butuh pertolongan akibat wabah virus corona.

Khusus untuk pemotongan bonus tahunan, Temasek menyampaikan bahwa dana ini tidak akan disalurkan ke T-Touch. Namun, dana ini akan dipakai sebagai biaya kontingensi, yang akan digunakan untuk mendukug masyarakat yang terkena virus corona.

Dikutip dari Straits Times, dana yang dikumpulkan dari gaji karyawan yang dibekukan atau dipotong tersebut akan digunakan untuk membeli paket cairan pembersih tangan bagi karyawan yang bertugas di lapangan, terutama karyawan yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan, transportasi, keamanan dan pendidikan.

Pemangkasan gaji karyawan ini bukan disebabkan oleh performa investasi perusahaan. Namun, kebijakan ini dibuat sebagai gerakan untuk mendukung komunitas dan anak usahanya dalam melewati kondisi saat ini.

Kebijakan ini pernah diimplementasikan ketika virus Sars merebak pada 2003 dan krisis global 1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper