Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Isyaratkan Tambah Stimulus Fiskal dan Moneter

Para pejabat telah berjanji untuk lebih proaktif dalam menggunakan kebijakan fiskal dan melakukan lebih banyak fleksibilitas dalam pelonggaran moneter guna menjaga pertumbuhan ekonomi China.
Xi Jinping/Reuters
Xi Jinping/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin utama China mengisyaratkan rencana untuk menambah 'dosis' stimulus fiskal dan moneter untuk menopang pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu yang tengah dihantam virus corona tersebut.

Pada pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, Jumat pekan lalu (21/2/2020), para pejabat berjanji untuk lebih proaktif dalam menggunakan kebijakan fiskal dan melakukan lebih banyak fleksibilitas dalam pelonggaran moneter.

Wakil Gubernur People's Bank of China (PBOC) Liu Guoqiang mengatakan bank sentral akan membebaskan sebagian dari cadangan beberapa bank komersial untuk mengeluarkan pendanaan jangka panjang. Bank sentral juga mempertimbangkan untuk menyesuaikan suku bunga deposito pada waktu yang tepat.

Adapun wabah corona telah memaksa para pejabat untuk memerintahkan jutaan orang tinggal di rumah, yang berdampak pada sektor bisnis karena penangguhan dan pembatasan operasi.

Epidemi ini juga membebani ekonomi yang sudah tumbuh paling lambat dalam tiga dekade. Perusahaan pemeringkat S&P Global memperingatkan bahwa krisis kesehatan masyarakat yang berkepanjangan dapat menyebabkan rasio kredit macet dalam sistem perbankan China menjadi lebih dari tiga kali lipat.

"Suku bunga deposito acuan saat ini cukup rendah. Memotong rasio persyaratan cadangan, menggunakan fasilitas pinjaman seperti pinjaman tambahan yang dijaminkan untuk mendanai perpanjangan pinjaman, pemotongan pajak, pemotongan sewa dan pembayaran bunga harus jauh lebih efektif dalam situasi saat ini," kata Kepala Ekonom Nomura International Ltd. Lu Ting, dilansir oleh Bloomberg, Senin (24/2/2020).

Presiden Xi juga menggelar pertemuan telekonferensi terpisah yang diikuti pejabat pemeritah hingga tingkat kabupaten, berlangsung pada Minggu, 23 Februari 2020.

Xi mengatakan bahwa wabah ini adalah krisis kesehatan publik yang paling cepat, luas dan sulit untuk ditahan, yang telah dihadapi China sejak berdirinya Republik pada 1949.

Sementara itu, PBOC akan segera melakukan peninjauan inklusi keuangan pada bank-bank komersial dan menawarkan potongan pemberi pinjaman yang memenuhi syarat pada rasio cadangan mereka. Otoritas akan menjaga kecukupan likuiditas dan terus menggunakan pinjaman yang ditargetkan kembali untuk membantu perusahaan kecil.

Liu juga mengulangi janji sebelumnya bahwa bank sentral akan mempertimbangkan tekanan ekonomi dan inflasi ketika menyesuaikan suku bunga deposito acuan pada waktu yang tepat.

Adapun anggota Politbiro partai juga telah berjanji untuk mempercepat proyek konstruksi dan meningkatkan upaya untuk mendukung industri yang terlibat dalam pembuatan vaksin, obat-obatan dan peralatan medis, serta 5G dan jaringan industri. Pejabat pemerintah pusat juga mendesak pemerintah daerah untuk beralih memulihkan operasi bisnis dan secara aktif membantu migran kembali bekerja.

"Politbiro menggunakan nada yang lebih mendukung dalam rilis resminya, dengan kata-kata yang lebih kuat dan lebih eksplisit. Ini memperkuat pandangan kami bahwa lebih banyak stimulus sedang dilakukan untuk mengimbangi pukulan terhadap aktivitas ekonomi dari virus corona," tulis Ekonom Bloomberg Qian Wan dan David Qu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper