Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Istana Bantah Isu Reshuffle

Juru Bicara Presiden M. Fadjroel Rachman membantah isu perombakan atau reshuffle kabinet. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo berharap semua menteri dapat melaksanakan rencana kerjanya.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Ma\'ruf Amin (kanan) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas tentang akselerasi peningkatan peringkat kemudahan berusaha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Ma\'ruf Amin (kanan) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas tentang akselerasi peningkatan peringkat kemudahan berusaha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Juru Bicara Presiden M. Fadjroel Rachman membantah isu perombakan atau reshuffle kabinet yang tersebar di masyarakat.

Menurutnya saat ini Presiden Joko Widodo mengharapkan semua menteri di kabinetnya dapat melaksanakan rencana kerjanya. 

"Presiden memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja masing-masing," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (21/2/2020).

Adapun isu reshuffle kabinet beredar melalui linimasa Twitter. Seorang pegiat media sosial Dede Budhyarto menyatakan Presiden Joko Widodo akan segera melakukan perombakan kabinet.

“Pengen cerita hasil pertemuan dgn [dengan] Presiden @jokowi, eh pulang dari Istana Bogor malah sakit. Intinya bakal ada resafel [reshuffle] tunggu saja yah. Menteri yang kinerjanya ndak bagus klen [kalian] bakalan dicukupkan,” ujarnya melalui akun Twitter bernama @kangdede78, Jumat (21/2/2020).

Sementara itu menurut Adi Prayitno, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah ada dua kandidat menteri yang potensi kena reshuffle. Dia menjelaskan Presiden Joko Widodo ingin berkerja tanpa beban pada periode kedua. 

Menurutnya, eks Gubernur DKI Jakarta tersebut seharusnya fokus menggenjot kinerja guna menorehkan sejarah positif sebagai presiden dua periode. Dengan demikian kinerja menteri yang tidak mumpuni, layak untuk diganti.

“Biasanya reshuffle itu juga alasan meredam kegaduhan. Kalau ada menteri yang menimbulkan kegaduhan layak diganti. Menteri yang bicara out of the box,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (21/2/2020).

Kendati demikian, terkait kinerja, kata Adi, secara objektif hal tersebut sebenarnya dapat dinilai setelah 6 bulan berkerja atau 180 hari. Ukuran kerja selama 100 hari belum dapat menjadi patokan.

Di luar itu semua, Adi menilai isu perombakan kabinet dapat menjadi motivasi bagi para menteri Jokowi untuk menggenjot kinerja. Pasalnya saat informasi tersebut beredar, para menteri akan berupaya mencapai target-target yang telah ditetapkan sesuai dengan janji kampanye Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper