Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Inggris Rebound, Sektor Jasa Menguat

Penguatan sektor jasa membawa ekonomi Inggris rebound pada Januari 2020. Hal ini dipicu berlalunya ketidakpastian politik sejak kemenangan Perdana Menteri Boris Johnson.
Aksi protes anti-Brexit menggelar unjuk rasa di luar Gedung Parlemen di London, Inggris (30/1/2020). Reuters
Aksi protes anti-Brexit menggelar unjuk rasa di luar Gedung Parlemen di London, Inggris (30/1/2020). Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Penguatan sektor jasa membawa ekonomi Inggris rebound pada Januari 2020. Hal ini dipicu berlalunya ketidakpastian politik sejak kemenangan Perdana Menteri Boris Johnson.

Sektor jasa yang meliputi perbankan, asuransi, restoran, dan hotel berkontribusi sekitar 80 persen pada ekonomi Inggris. Menurut laporan terbaru dari IHS Markit dan Chartered Institute of Procurement and Supply, aktivitas bisnis tumbuh untuk pertama kalinya sejak Agustus 2019.

Didukung kenaikan aktivitas domestik, perusahaan jasa mengatakan stabilitas politik telah mendorong pengeluaran konsumen dan investasi bisnis di seluruh negeri. IHS Markit/Cips Purchasing Managers Index (PMI) untuk sektor ini naik menjadi 53,9 pada Januari, tertinggi sejak September 2018. Angka itu sedikit di atas perkiraan awal 52,9.

Rekrutmen tenaga kerja meningkat, sementara prospek pengambilan keputusan politik yang lebih cepat menyebabkan peningkatan belanja perusahaan.  Tim Moore, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit mengatakan pembacaan PMI menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) akan naik sekitar 0,2% pada kuartal pertama tahun ini.

"Tanda-tanda kemauan yang lebih besar untuk membelanjakan dan positifnya prospek ekonomi domestik telah membantu mengangkat proyeksi pertumbuhan penyedia layanan ke level tertinggi di bawah lima tahun," katanya, dilansir The Guardian, Kamis (6/2/2020).

Terlepas dari meningkatnya optimisme, para ekonom memperingatkan bahwa survei terhadap sekitar 650 perusahaan sektor jasa dilakukan sebelum wabah coronavirus menghantam aktivitas bisnis di China. Para analis telah memperingatkan bahwa upaya karantina di negara itu dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu, yang juga akan merembet ke negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper