Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Mampu Produksi Massal Drone Militer pada 2022

Pemerintah memutuskan mampu memproduksi secara massal drone untuk keperluan militer pada 2022. Hasil produksi akan diserap oleh Tentara Nasional Indonesia.
Drone Elang Hitam Indonesia/Youtube-Angkatan Bersenjata
Drone Elang Hitam Indonesia/Youtube-Angkatan Bersenjata

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memutuskan mampu memproduksi secara massal drone untuk keperluan militer pada 2022. Hasil produksi akan diserap oleh Tentara Nasional Indonesia.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan target tersebut dipercepat dari rencana awal, yakni 2024.

“Melihat kebutuhan di dalam negeri, dan kesiapan baik desain maupun manufakturnya, Presiden mengarahkan agar bisa dipercepat jadi 2022,” kata Bambang usai rapat terbatas mengenai hilirisasi produksi industri unggulan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Percepatan produksi drone tersebut akan didukung oleh anggaran yang telah disiapkan. Awalnya dengan rencana produksi pada 4 tahun yang akan datang, hingga berbentuk prototipe, pesawat militer dengan teknologi kekinian itu akan menyerap Rp800 miliar. Namun karena ada percepatan anggaran yang dialokasikan akan naik menjadi Rp1,1 triliun.  

Bambang menjelaskan pesawat tanpa awak bernama Elang Hitam tersebut akan memiliki kemampuan setara dengan milik negara lain. Namun, lanjutnya, dengan harga dan teknologi yang berasal dari dalam negeri.

Elang Hitam dirancang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Balitbang Kementerian Pertahanan.

“Akan diprodksi oleh 2 BUMN, PT DI untuk manufaktur, dan Len untuk keperluan senjata, sistem sensor maupun radar,” jelas Bambang. 

Presiden Joko Widodo pada prinsipnya mendukung hilirisasi industri produksi unggulan. Namun Presiden menegaskan bahwa Indonesia juga perlu melakukan hilirisasi hasil riset dan inovasi. Oleh karena itu Indonesia harus memiliki konsep dan peta jalan yang jelas dari tahap riset hingga tahapan produksi massal.

Presiden menyadari hal itu tidak dapat berdiri sendiri. Pengembangan teknologi perlu mendapatkan dukungan pendanaan riset yang memadai. 

“Hal ini membutuhkan bukan hanya konsolidasi anggaran riset yang bersumber dari APBN, tapi juga perlu dorongan pendanaan riset dari BUMN maupun sektor swasta,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper