Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eks Kombatan ISIS Diusulkan untuk Dikarantina Khusus di Aceh

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk menyiapkan karantina khusus bagi WNI eks kombatan ISIS, jika wacana pemulangan WNI itu dilakukan Pemerintah.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra (tengah) pada Senin 10 Juni 2019 menunjukkan dua terduga teroris ISIS berinisial AA dan S, terkait kasus bom bunuh diri pos pengamanan polisi di Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra (tengah) pada Senin 10 Juni 2019 menunjukkan dua terduga teroris ISIS berinisial AA dan S, terkait kasus bom bunuh diri pos pengamanan polisi di Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo.
Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk menyiapkan karantina khusus bagi WNI eks kombatan ISIS, jika wacana pemulangan WNI itu dilakukan Pemerintah.
 
Direktur Eksekutif Indonesian Muslim Crisis Center, Robi Sugara mengatakan karantina khusus WNI eks kombatan ISIS tersebut sebaiknya berada di wilayah Aceh, karena hanya Provinsi Aceh yang kini masih menjalankan syariat Islam. 
 
Menurut Robi, Pemerintah Pusat bisa bekerja sama dengan pihak Pemerintah Provinsi Aceh untuk menyiapkan lokasi karantina khusus tersebut.
 
"Saya kira Pemerintah Pusat bisa bekerja sama dan melibatkan Pemprov Aceh yang saat ini wilayahnya sedang menjalankan syariat Islam, jadi karantina bisa dilakukan di wilayah Aceh," tuturnya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020).
 
Dosen Hubungan Internasional pada Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menyebutkan Pemerintah bakal mengalami dua tantangan terkait WNI eks kombatan ISIS itu.
 
Tantangan pertama yaitu jika menolak kepulangan WNI eks ISIS, menurut Robi, Pemerintah bakal dihadapkan dengan isu tentang HAM dan harus siap berhadapan dengan kelompok masyarakat sipil.
 
"Sementara, jika menerima WNI eks kombatan ISIS itu, Indonesia belum memiliki kesiapan secara teknis, meskipun sudah memiliki kelembagaan dan kelengkapan infrastruktur. Ini belum ditambah lagi dengan kuatnya ideologi ISIS," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper