Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Mulai Kewalahan Hadapi Virus Corona, Masker Tak Mencukupi

Komite Tetap Politbiro China menyerukan perbaikan pada kelemahan "sistem manajemen darurat nasional yang terungkap dalam menanggapi penyebaran wabah virus corona.
Sebuah gerbang memblokir lorong di Stasiun Lo Wu, yang dioperasikan oleh MTR Corp, di dekat Lo Wu Border Crossing Point di Hong Kong, China, pada hari Selasa, 4 Februari 2020. Hong Kong akan menutup lebih banyak pos pemeriksaan, termasuk dua pelabuhan darat utama di perbatasan dengan daratan, mulai tengah malam, Kepala Eksekutif Carrie Lam./Bloomberg
Sebuah gerbang memblokir lorong di Stasiun Lo Wu, yang dioperasikan oleh MTR Corp, di dekat Lo Wu Border Crossing Point di Hong Kong, China, pada hari Selasa, 4 Februari 2020. Hong Kong akan menutup lebih banyak pos pemeriksaan, termasuk dua pelabuhan darat utama di perbatasan dengan daratan, mulai tengah malam, Kepala Eksekutif Carrie Lam./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China mengaku kewalahan dan kesulitan dalam menghadapi wabah virus corona setelah rumah sakit yang baru dibangun di pusat krisis mulai dipenuhi pasien, sedangkan jumlah masker pengaman tidak memadai.

Akibatnya, Komite Tetap Politbiro China menyerukan perbaikan pada kelemahan "sistem manajemen darurat nasional yang terungkap dalam menanggapi penyebaran wabah berbahaya tersebut, menurut kantor berita resmi Xinhua sepert dikutip Theguardian.com, Selasa (4/2/2020).

“Penting untuk memperkuat pengawasan pasar, melarang dengan tegas dan menindak keras pasar dan perdagangan satwa liar ilegal,” menurut pernyataan pemerintahan tertinggi China itu.

Pemerintah juga mengatakan "sangat" membutuhkan peralatan medis dan masker bedah, pakaian pelindung dan kacamata keselamatan saat berjuang untuk mengendalikan wabah tersebut.

Pihak berwenang di Provinsi Guangdong yang berpenduduk lebih dari 300 juta orang telah memerintahkan semua orang untuk mengenakan topeng di depan umum dalam upaya untuk mengendalikan virus.

Akan tetapi, tetapi pabrik-pabrik yang mampu memproduksi sekitar 20 juta topeng per hari hanya mampu melayani 60 persen-70 persen dari kapasitas, kata juru bicara departemen industri Tian Yulong. Dia menambahkan bahwa pasokan menipis akibat libur produksi tahun baru Imlek.

Tian mengatakan pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah untuk mendatangka masker dari Eropa, Jepang dan AS, sementara kementerian luar negeri mengatakan negara-negara termasuk Korea Selatan, Jepang, Kazakhstan dan Hongaria telah menyumbangkan pasokan medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper