Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis 737 MAX, Boeing Dikabarkan Sedang Cari Pinjaman Rp136 Triliun

Boeing Co. dikabarkan tengah mencari pinjaman senilai US$10 miliar (sekitar Rp136,6 triliun) atau lebih di tengah meningkatnya beban perusahaan setelah tragedi dua kecelakaan pesawat jet 737 MAX. Boeing disebut sedang dalam pembicaraan dengan sejumlah bank terkait pinjaman tersebut, ungkap seorang sumber kepada Reuters.
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson

Bisnis.com, JAKARTA - Boeing Co. dikabarkan tengah mencari pinjaman senilai US$10 miliar (sekitar Rp136,6 triliun) atau lebih di tengah meningkatnya beban perusahaan setelah tragedi dua kecelakaan pesawat jet 737 MAX. Boeing disebut sedang dalam pembicaraan dengan sejumlah bank terkait pinjaman tersebut, ungkap seorang sumber kepada Reuters.

Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh CNBC. Menurut laporan CNBC, sejauh ini Boeing telah mengamankan pinjaman, setidaknya US$6 miliar dari bank dan tengah dalam pembicaraan dengan pemberi pinjaman lain.

Dilansir Reutes, Selasa (21/1/2020), seorang sumber mengonfirmasi adanya negosiasi pinjaman tersebut. Namun belum diketahui secara jelas berapa banyak pinjaman yang diincar Boeing dan apakah perusahaan akan menerbitkan obligasi baru. Salah satu masalah utama untuk Boeing adalah fleksibilitas karena tidak jelas berapa lama 737 MAX dilarang terbang.

Terkait laporan ini, Boeing menolak berkomentar.

Reuters melaporkan pada Jumat pekan lalu bahwa Federal Aviation Administration untuk sekarang ini tidak mungkin menyetujui 737 MAX mengudara sampai Maret, bisa jadi hingga April atau bahkan lebih lama lagi.

Boeing mengoonfirmasi pada Senin bahwa mereka menghentikan sementara produksi 737 MAX di Negara Bagian Washington dalam beberapa hari terakhir. Sedangkan pada Desember tahun lalu perusahaan telah menyatakan akan menghentikan produksi di beberapa titik pada bulan ini.

“Produksi MAX sekarang telah ditangguhkan sementara di dalam pabrik 737. Situs Renton tetap terbuka karena tim kami memfokuskan pekerjaan mereka pada beberapa inisiatif kualitas, ” kata Boeing, merujuk pada fasilitasnya di Renton, Washington, Amerika Serikat.

Perusahaan memperkirakan kerugian akibat larangan terbang 737 MAX mencapai lebih dari US$9 miliar hingga saat ini. Boeing menghadapi tekanan kenaikan biaya dari penghentian produksi pesawat 737 MAX.

Analis memperkirakan Boeing telah kehilangan pendapatan sekitar US$1 miliar per bulan karena tidak beroperasinya pesawat 737 MAX. Boeing melaporkan arus kas bebas negatif hampir US$3 miliar pada kuartal ketiga tahun lalu.

Pekan lalu, Boeing juga melaporkan pesanan bersih tahunannya terburuk dalam beberapa dekade. Pengiriman pesawat juga mencapai titik terendahnya dalam 11 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper