Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Punya Uang Banyak Seperti Jakarta, Ini Cara Risma Tangani Banjir

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan resep dalam menangani banjir di wilayahnya. Salah satunya dengan memperbanyak waduk.
Sejumlah mobil melintasi terowongan (underpass) saat terjadi banjir di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2020)./ANTARA -Sigid Kurniawan
Sejumlah mobil melintasi terowongan (underpass) saat terjadi banjir di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2020)./ANTARA -Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan resep dalam menangani banjir di wilayahnya. Salah satunya dengan memperbanyak waduk.

"Kami tidak punya uang banyak. Yang kami lakukan adalah bagaimana kami dengan anggaran yang sedikit kami bisa maksimal. Kami membuat waduk-waduk yang cukup banyak di Surabaya," ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Millenial Summit (IMS) di gedung Tribrata, Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Awalnya, saat dia baru memimpin, hanya ada tiga waduk di Surabaya. Namun saat ini, jumlahnya sekitar 72 waduk. Dibangun pula pompa-pompa yang mengendalikan permukaan air sehingga secara alami air bisa masuk melalui waduk-waduk tersebut.

Di sekitar pantai, Risma mengatakan dibangun tanggul waduk dari tanah yang katanya juga dipakai di Belanda. Lebarnya kurang lebih 15 meter dengan tinggi sekitar 20 meter. Dengan dibangunnya tanggul tersebut, Surabaya Barat yang langganan banjir, selama 5 tahun terakhir bebas banjir.

"Kalau kemarin saya lihat di Jakarta itu pakai sheet pile [dinding turap baja]. Kami enggak punya uang, jadi saya membuat tanggul waduk dari tanah. Saya pikir di Belanda saja pakai itu, kenapa saya harus pakai mahal-mahal," sebut Risma.

Namun, yang paling utama dalam penanganan banjir di Surabaya adalah pembuatan sistem saluran yang terkoneksi. "Sebelumnya, Surabaya 50% wilayahnya banjir, tapi saat ini kurang lebih hanya tinggal 2% dan itu pun karena rob dari air laut," katanya.

Selain itu, agar air meresap ke dalam tanah, Risma mengubah aspal terutama di permukiman menjadi paving. Akhir tahun lalu, kawasan kumuh di Jakarta sudah memakainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper