Bisnis.com, JAKARTA - Dukungan digital telah membawa platform baru terhadap industri perjalanan dan pariwisata yang menawarkan aksesibilitas yang lebih baik, visibilitas informasi dan strategi promosi.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan Menteri Pariwisata Asean ke-23 yang digelar di Brunei Darussalam, seperti dilansir dari The Star Online, Kamis (16/1/2020).
Menteri Sumber Daya dan Pariwisata Utama Brunei Dato Seri Setia Awang Ali Haji Apong, yang berbicara di Forum Pariwisata Asean (ATF) 2020, mengatakan negara-negara anggota Asean harus bekerja dengan para pemangku kepentingan bisnis dan merangkul teknologi baru untuk memenuhi harapan para wisatawan.
“Kemajuan seperti itu menuntut para pemilik bisnis perjalanan dan pariwisata untuk berinvestasi dalam digital, untuk tetap kompetitif dan menarik bagi generasi pelancong yang akan datang,” katanya.
Untuk tujuan ini, menteri mengundang para Menteri-Menteri Pariwisata negara Asean untuk membahas inisiatif dalam pariwisata cerdas dan bagaimana Asean dapat memberikan pengalaman yang lebih personal dan bermakna di wilayah tersebut.
Menteri Pariwisata dari negara-negara anggota Asean membahas kemajuan pelaksanaan Rencana Strategis Pariwisata Asean (ATSP) 2016-2025, Strategi Pemasaran Pariwisata Asean 2017-2020, Standar Pariwisata Asean dan Forum Pariwisata Asean 2021.
Pertemuan tersebut juga meninjau kinerja pariwisata Asean 2018 dan 2019, membahas kerja sama dengan badan-badan ASEAN lainnya dan mitra dialog, yaitu Plus Three dan India.
Rangkaian acara ATF 2020 berlangsung selama seminggu, termasuk program pertukaran wisata selama tiga hari, mulai dari 14-16 Januari. Sekitar 1.000 pejabat dan peserta pameran pariwisata diharapkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan dan fungsi sosial.
Pertemuan Menteri Pariwisata Asean ke 23 diikuti oleh Pertemuan Menteri Pariwisata Asean Plus ke-19 dan Pertemuan Menteri Pariwisata Asean-India ke-8.