Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Alam di Lebak Rusak Parah Akibat Alih Fungsi Hutan dan Tambang Ilegal

Badan Nasional Penanggulangan Bencana mendapati kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal di lokasi banjir dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten.
Seorang warga melihat kerusakan akibat banjir bandang di Kampung Somang, Lebak, Banten, Rabu (15/1/2020). BPBD Kabupaten Lebak memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor hingga 28 Januari 2020, dikarenakan masih terdapat korban bencana yang tinggal di tenda pengungsian./Antara-Muhammad Bagus Khoirunas
Seorang warga melihat kerusakan akibat banjir bandang di Kampung Somang, Lebak, Banten, Rabu (15/1/2020). BPBD Kabupaten Lebak memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor hingga 28 Januari 2020, dikarenakan masih terdapat korban bencana yang tinggal di tenda pengungsian./Antara-Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana mendapati kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal di lokasi banjir dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten.

Saat melakukan pemantauan udara, BNPB mendapati wilayah itu mengalami kerusakan hutan dan lereng bukit yang cukup parah. Alih fungsi hutan dinilai menjadi salah satu penyebab bencana tersebut terjadi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Agus Wibowo mengatakan maraknya alih fungsi lahan menjadi jenis tanaman musiman menyebabkan wilayah tersebut kehilangan kekuatan dan pengendali vegetasi alami.

“Sehingga tidak heran apabila akhirnya ada enam kecamatan yang terdampak mulai Kecamatan Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Curugbitung, Maja dan Cimarga,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (15/1/2020).

Selain itu, BNPB juga menemukan lokasi tambang emas ilegal di hulu Sungai Ciberang, Gunung Julang yang masuk dalam Kecamatan Lebakgedong.

Dia menyebut, di sepanjang bantaran sungai dan lembah ditemukan kondisi permukiman penduduk yang semakin padat. Walhasil kondisi itu menyebabkan kerentanan terhadap bencana semakin tinggi.

Berdasarkan catatan BNPB, terdapat 30 desa di 46 titik lokasi banjir dan longsor. Sebanyak 2.162 rumah mengalami kerusakan mulai dari kriteria rusak berat, sedang hingga ringan. Selain itu, 24 jembatan putus, 1 kantor kecamatan rusak dan 3 kantor desa rusak.

Banjir bandang tersebut juga menyebabkan 1.392 KK mengungsi, yang terdiri dari 5.106 jiwa. Sebanyak sembilan orang meninggal dunia dan dua orang dinyatakan hilang.

“Dampak banjir bandang juga terlihat hingga Waduk Karian. Dalam pantauan terdapat banyak material kayu yang terbawa arus banjir dari banyaknya kerusakan hutan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper