Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UEA Siap Investasikan US$22,8 Miliar untuk Ibu Kota Baru di Kaltim

Uni Emirat Arab (UEA) siap menginvestasikan dana senilai US$22,8 miliar untuk Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed, Putra Mahkota UEA, saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020).
Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed mendampingi Presiden Jokowi saat akan menandatangani buku tamu kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020)./Antara
Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed mendampingi Presiden Jokowi saat akan menandatangani buku tamu kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Uni Emirat Arab (UEA) siap menginvestasikan dana senilai US$22,8 miliar untuk Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed, Putra Mahkota UEA, saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020).

Dana tersebut diinvestasikan melalui Sovereign Wealth Fund bersama-sama dengan Softbank (Jepang) dan International Development Finance Corporation (Amerika Serikat).

“Indonesia adalah sahabat kami yang sangat dekat, selain itu Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk Islam terbanyak. Kami ingin berkontribusi lebih bagi Indonesia," kata Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed, dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, Senin (13/1/2020).

UEA akan menginventasikan dana tersebut untuk pembangunan ibukota baru di Kuta Kartanegara, Kalimatan Timur. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga meminta agar Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed< juga turut menjadi Dewan Pengarah Pembangunan untuk ibukota baru tersebut.

Selain itu, dana tersebut juga akan diinvestasikan untuk pembangunan di Aceh. Salah satu alasannya karena jarak terbang antara Aceh dan Abu Dhabi yang kurang lebih 5 jam perjalanan.

Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed itu menghasilkan 16 kesepakatan kerja sama. Lima diantaranya bersifat government to government (G-to-G), sementara 11 lainnya bersifat business to business (B to B).

“Untuk G to G-nya adalah di bidang pendidikan Islam, kesehatan, kemudian dari agriculture dan counter terrorism. Sedang yang 11 lainnya sifatnya B to B," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers di Emirate Palace, Abu Dhabi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper