Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badai Dingin Ekstrem Landa Afghanistan, 17 Orang Tewas

Menurut departemen meteorologi negara itu, Afghanistan sudah familiar dengan cuaca musim dingin ekstrem. Saat musim itu tiba, berbagai kelompok yang bertikai di negara tersebut secara historis menghentikan permusuhan, tetapi tahun ini sangat keras.

Bisnis.com, JAKARTA - Badai dingin parah telah menewaskan sedikitnya 17 orang di Afghanistan pada Sabtu (11/1/2020) waktu setempat, saat hujan salju lebat dan hujan terus menerjang negara tersebut.

Menurut departemen meteorologi negara itu, Afghanistan sudah familiar dengan cuaca musim dingin ekstrem. Saat musim itu tiba, berbagai kelompok yang bertikai di negara tersebut secara historis menghentikan permusuhan, tetapi tahun ini sangat keras.

Para pejabat mengatakan bahwa jumlah korban jiwa dapat meningkat lebih lanjut. Otoritas Manajemen Bencana Alam Afghanistan menyatakan, mereka masih berusaha untuk menyusun angka total korban jiwa.

"Kami tidak memperkirakan gelombang dingin yang buruk di negara ini," Tamim Azimi, juru bicara tim Penanggulangan Bencana Alam mengatakan kepada Reuters, dikutip Minggu (12/1/2020).

Dia mengatakan, pihaknya telah menerima laporan bahwa hujan salju lebat telah menyebabkan korban, tetapi saat ini pihaknya tidak memiliki informasi tentang jumlah pastinya.

Kematian pada Sabtu itu membawa jumlah korban dari hawa dingin tahun ini menjadi setidaknya 24, karena suhu di beberapa bagian negara itu turun hingga minus 12 derajat Celcius (10 Fahrenheit).

Hujan salju lebat telah menutup banyak jalan utama sejak Tahun Baru, termasuk Terowongan Salang yang menghubungkan Afghanistan tengah dengan bagian utara negara itu, dan jalan raya Kabul-Kandahar.

Provinsi Herat di Afghanistan barat juga terkena dampak buruk. Pada Sabtu, salju tebal menyebabkan atap dua rumah runtuh, menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk wanita dan anak-anak.

"Kami sekarang mengharapkan lebih banyak gelombang dingin dalam beberapa minggu mendatang," kata Mohammad Nasim Muradi, kepala bagian peramalan departemen meteorologi Afghanistan.

PBB sebelumnya memperkirakan bahwa sedikitnya sembilan juta warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan pokok dan perumahan di tengah perang yang berkepanjangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper