Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dipecat dari Kursi CEO Boeing, Dennis Muilenburg Dapat Kompensasi Rp855 Miliar

Mantan CEO Boeing, Dennis Muilenburg, mendapat kompensasi dan tunjangan pensiun senilai US$62 juta atau sekitar Rp855,6 miliar (kurs Rp13.800) usai dipecat dari perusahaan.
Dennis Muilenburg ketika masih mejabat CEO Boeing saat berbicara di acara makan siang klub Ekonomi New York di New York City, New York, AS, 2 Oktober 2019./Reuters
Dennis Muilenburg ketika masih mejabat CEO Boeing saat berbicara di acara makan siang klub Ekonomi New York di New York City, New York, AS, 2 Oktober 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan CEO Boeing, Dennis Muilenburg, mendapat kompensasi dan tunjangan pensiun senilai US$62 juta atau sekitar Rp855,6 miliar (kurs Rp13.800) usai dipecat dari perusahaan.

Muilenburg dipecat dari Boeing pada Desember tahun lalu karena perusahaan gagal menahan dampak dari dua kecelakan fatal yang menghentikan produksi pesawat jet 737 MAX dan merusak reputasinya.

Mengutip Reuters, Sabtu (11/1/2020), angka kompensasi tersebut terungkap dalam sebuah laporan perusahaan pada Jumat (10/1/2020). Meski menerima kompensasi, Muilenberg tidak akan menerima pesangon.

Boeing menyebutkan pada November tahun lalu, Muilenburg sukarela menyerahkan bonus pada 2019 dan penghargaan sahamnya. Menurut laporan perusahaan, pada 2018, bonus dan penghargaan ekuitas Muilenberg mencapai sekitar US$20 juta.

"Setelah kepergiannya, Dennis menerima tunjangan yang menjadi haknya menurut kontrak dan ia tidak menerima pesangon atau bonus tahunan 2019," kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

Boeing, yang mengalami kemunduran kinerja setelah dua kecelakaan pesawat di Indonesia dan Ethiopia, memecat Muilenburg karena dinilai tidak berbuat banyak dalam menyelesaikan krisis yang menelan biaya US$9 miliar itu.

Posisi Muilenburg akan digantikan oleh David Calhoun, mantan eksekutif General Electric mulai 13 Januari mendatanga, menurut pihak Boeing. Dalam laporan perusahaan, Calhoun akan menrima gaji pokok sekitar US$1,4 juta per tahun dan berhak atas US$26,5 juta sebagai kompensasi insentif jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper