Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warganya Ditahan Secara 'Berlebihan', Prancis Panggil Dubes Iran

“Seperti yang telah digarisbawahi oleh presiden dan juga menteri luar negeri pada berbagai kesempatan, penahanan mereka tidak dapat ditoleransi,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam konferensi pers daring harian.
Presiden Perancis Emanuelle Macron memasuki ruangan Costa Salguero/Official G20 Argentina 2018
Presiden Perancis Emanuelle Macron memasuki ruangan Costa Salguero/Official G20 Argentina 2018

Bisnis.com, PARIS – Gara-gara penahanan dua warganya, Prancis memanggil duta besar Iran pada Jumat (27/12) untuk menuntut pembebasan. Kedua warga negara Prancis itu ditahan di penjara Iran, dan salah satu di antaranya, antropolog Prancis-Iran Fariba Adelkhah, melakukan aksi mogok makan.

“Seperti yang telah digarisbawahi oleh presiden dan juga menteri luar negeri pada berbagai kesempatan, penahanan mereka tidak dapat ditoleransi,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam konferensi pers daring harian.

Iran memperketat penahanan terhadap warga asing dan warga negara ganda atas tuduhan mata-mata dan membahayakan keamanan di tengah kebuntuan yang berlarut-larut dengan negara Barat sejak Amerika Serikat hengkang dari perjanjian internasional, yang ditujukan untuk mengekang kegiatan nuklir Iran.

Teheran hingga kini menolak tuntutan Presiden Prancis Emmanuel Macron agar pihaknya membebaskan Fariba dan Roland Marchal, koleganya di Institut Ilmu Politik Paris. Kedua akademisi itu ditangkap pada Juni.

Menurut pemerintah Prancis, akses konsuler bagi kedua warganya itu ditolak selama mereka ditahan.

Utusan Iran tersebut diterima oleh salah satu pejabat paling senior di Kementerian Luar Negeri Prancis.

Fariba dan satu akademisi asing lainnya yang ditangkap, Kylie Moore-Gilbert yang blasteran Inggris - Australia, menyebutkan melalui surat bertanggal 24 Desember bahwa mereka mulai menolak makan dan minum di penjara Evin di Teheran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Reuters, Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper