Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Irak Memilih Mundur daripada Menunjuk PM Usulan Parlemen

Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri bulan lalu ketika protes berlanjut tetapi tetap memegang jabatan dalam kapasitas sementara.
Demonstran melakukan pembakaran di depan konsulat Iran ketika berkumpul selama protes anti-pemerintah yang berlangsung di Najaf, Irak 27 November 2019./Reuters
Demonstran melakukan pembakaran di depan konsulat Iran ketika berkumpul selama protes anti-pemerintah yang berlangsung di Najaf, Irak 27 November 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Irak Barham Salih menolak untuk menunjuk calon perdana menteri yang didukung Iran dengan mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk mengundurkan diri daripada calon tersebut ditolak oleh para pemrotes nantinya.

Koalisi Bina di parlemen yang dipimpin oleh pemimpin milisi dukungan Iran, Hadi al-Amiri, telah menunjuk Gubernur Basra Asaad al-Edani untuk menjadi perdana menteri berikutnya setelah kebuntuan politik selama berminggu-minggu.

Akan tetapi, Salih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa menunjuk Edani tidak akan menenangkan para pengunjuk rasa yang menuntut perdana menteri independen tanpa afiliasi partai. Para pengunjuk rasa juga berharap perdana menteri nantinya yang bisa membantu menenangkan kerusuhan yang mengguncang negara itu.

Salih menuturkan bahwa karena konstitusi tidak memberinya hak untuk menolak calon untuk jabatan perdana Menteri, maka dirinya siap untuk mundur.

"Karena keinginan saya untuk menghentikan pertumpahan darah dan menjaga perdamaian, maka saya menyatakan dengan hormat kepada Asaad al-Edani bahwa saya menolak untuk mencalonkannya," kata Salih seperti dikutip Reuters, Jumat (27/12/2019).

Dia menambahkan bahwa dirinya bersedia untuk mundur dari jabatan presiden dan menyerahkannya kepada kepada anggota parlemen sehingga mereka memutuskan sebagai wakil rakyat apa yang mereka inginkan.

Pengunduran diri Salih hanya akan memperburuk kebuntuan karena anggota parlemen harus memilih penggantinya terlebih dahulu dan orang itu kemudian harus mencalonkan seorang perdana menteri.

Menurut konstitusi, ketua parlemen akan melanjutkan kepresidenan untuk sementara.

Aksi protes massa telah mencengkeram Irak sejak 1 Oktober dan sebagian besar demonstran muda menuntut perbaikan sistem yang mereka lihat sangat korup dan membuat sebagian besar rakyat Irak dalam kemiskinan. Lebih dari 450 orang telah terbunuh akibat kerusuhan.

Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri bulan lalu ketika protes berlanjut, tetapi tetap memegang jabatan dalam kapasitas sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper