Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penembakan Florida: Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman Hubungi Trump

Insiden penembakan mematikan oleh seorang anggota angkatan udara Arab Saudi di Florida pada akhir pekan kemarin dalam sekejap menarik kecaman, khususnya di Amerika Serikat (AS).
Pangeran Mohammad bin Salman
Pangeran Mohammad bin Salman

Bisnis.com, JAKARTA – Insiden penembakan mematikan oleh seorang anggota angkatan udara Arab Saudi di Florida pada akhir pekan kemarin dalam sekejap menarik kecaman, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Di tengah krtitik yang menghujani Negeri Timur Tengah itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dikabarkan menghubungi Presiden AS Donald Trump pada Minggu (8/12/2019) dan menyatakan belasungkawanya.

Mengutip perkataan Putra Mahkota, kantor berita milik pemerintah Saudi, SPA, mengabarkan bahwa kerajaan Saudi bersedia bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang AS dan memberikan informasi untuk membantu menentukan motif si penembak.

Sebelumnya, Raja Saudi Salman telah secara langsung berbicara dengan Trump untuk menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada para korban.

Raja Salman mengatakan bahwa masyarakat Saudi sangat marah dengan tindakan biadab oleh si penembak,” ungkap Trump melalui akun Twitter miliknya.

Seperti diberitakan, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di pangkalan angkatan laut AS di Florida pada Jumat (6/12/2019) waktu setempat. Belakangan, diketahui bahwa si penembak adalah anggota angkatan udara Saudi bernama Mohammad Alshamrani.

Akibat aksi pemuda berusia 21 tahun tersebut, tiga orang pria tewas dan delapan orang lainnya terluka. Alshamrani sendiri, yang diketahui ambil bagian dalam program pelatihan di AS, menemui ajalnya dihujam timah panas polisi di tempat kejadian.

Pihak Biro Investigasi Federal (FBI) AS menganggap serangan ini "adalah tindakan terorisme”. Sementara itu, sejumlah anggota parlemen AS dari kubu Republik mendesak penghentian sementara program pelatihan untuk anggota militer asing di AS.

“Kita harus menghentikan sementara program ini. Kita seharusnya tidak mengambil siswa baru dari Saudi sampai kita benar-benar yakin mengenai proses pemeriksaan yang dilakukan,” ujar Perwakilan Republik Matt Gaetz, kepada ABC, seperti dilansir dari Bloomberg.

Sependapat dengan Gaetz, Senator Lindsey Graham menyerukan penghentian program pelatihan selama penyelidikan insiden Florida.

“Arab Saudi adalah sekutu, tetapi ada sesuatu yang sangat buruk terjadi. Pada dasarnya, kita perlu memperlambat program ini dan mengevaluasi kembali,” katanya di Fox News.

Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan bahwa FBI tengah menyelidiki apakah penembak itu beraksi atas keinginan sendiri.

“Tampaknya ini mungkin seseorang yang diradikalisasi. Ini terlihat dari apa yang kita lihat dalam laporan publik, terlihat seperti terorisme atau sesuatu yang mirip dengan terorisme,” tutur O'Brien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper